Kejaksaan Agung (Kejagung) menuntaskan proses pemeriksaan terhadap mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Pemeriksaan tersebut berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan Chromebook senilai Rp 9,9 triliun. Proses pemeriksaan berlangsung selama kurang lebih 10 jam.
Nadiem tiba di Gedung Bundar Kejagung, Jakarta Selatan, sekitar pukul 11.34 WIB, Selasa (14/10/2025). Ia baru meninggalkan lokasi pemeriksaan pada 22.02 WIB malam. Sepanjang proses tersebut, sorotan publik tertuju padanya, mengingat kasus Chromebook menjadi salah satu perkara besar di sektor pendidikan.
Raut wajah Nadiem saat keluar dari gedung tampak letih, seolah baru melewati hari yang sangat panjang. Dengan menggunakan rompi tahanan berwarna pink dan tangan yang terborgol, ia tetap menyapa awak media yang menunggunya. Dalam keterangannya yang singkat, ia menegaskan proses pemeriksaan berjalan tanpa hambatan.
“Terima kasih, alhamdulillah lancar proses pemeriksaan hari ini,” kata Nadiem kepada wartawan di lokasi.
Meski begitu, Nadiem tidak merinci substansi pertanyaan yang diajukan penyidik. Ia hanya memberikan sinyal bahwa kejelasan kasus ini akan segera muncul ke permukaan.
“Saya yakin dalam kurun waktu ini kebenaran akan terbuka,” ucapnya.
“Saya ucapkan terima kasih atas mohon dukungannya dan mohon doa,” pungkasnya.
Sebelum diperiksa, Nadiem juga sempat memberikan pernyataan mengenai hasil praperadilan yang ia ajukan. Upaya hukum tersebut sebelumnya ditolak oleh hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, sehingga status hukumnya tetap berjalan.
“Mohon doa saja, saya menerima hasilnya. Mohon doanya, terima kasih,” kata Nadiem kepada wartawan sebelum diperiksa.
Sikapnya yang menerima hasil putusan tersebut menjadi sorotan. Nadiem menyatakan kesiapannya untuk menempuh seluruh rangkaian proses hukum hingga tuntas. Ia mengaku tengah dalam tahap pemulihan setelah sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit.
“Sudah mulai masih pemulihan. Mohon doanya kepada semua, saya siap menjalani proses hukum. Terima kasih untuk semua dukungan-dukungan dari pihak guru dan ojol, dan sekali lagi mohon doa,” ucap Nadiem.
Kasus pengadaan Chromebook ini menyeruak ke publik setelah muncul dugaan adanya penyimpangan dalam proses distribusi dan belanja perangkat teknologi tersebut di sekolah-sekolah. Proyek bernilai jumbo ini diduga sarat dengan praktik manipulasi yang kini tengah ditelusuri oleh tim penyidik Kejagung.
Pemeriksaan panjang terhadap Nadiem menjadi salah satu langkah penting dalam upaya penegakan hukum. Banyak pihak menilai proses ini sebagai ujian besar dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana publik di sektor pendidikan.
Meski hingga kini belum ada keterangan resmi dari Kejagung terkait detail pemeriksaan terhadap Nadiem, publik menaruh perhatian besar pada kelanjutan kasus ini. Pernyataan singkat Nadiem mencerminkan keyakinannya bahwa proses hukum akan menjadi jalan untuk menguak tabir kebenaran di balik proyek Chromebook tersebut.