Pada tahun 2024, sektor produksi garam rakyat di Kabupaten Sumenep, Madura, tercatat menghasilkan total sebanyak 146.828,68 ton.
Jumlah tersebut berhasil melampaui target yang telah ditetapkan, yakni 129.419,27 ton, bahkan melebihi ekspektasi yang diharapkan.
Data ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan (Diskan) Sumenep, Edie Ferrydianto, yang mengungkapkan bahwa Sumenep merupakan salah satu daerah penghasil garam yang layak diperhitungkan di tingkat nasional.
Oleh karena itu, industri garam di Sumenep menjadi salah satu peluang usaha yang menjanjikan bagi masyarakat setempat.
“Alhamdulillah 2024 dapat melampaui target,” kata Edie Ferrydianto pada Kamis (9/1/2025).
Kondisi cuaca yang mendukung sepanjang tahun 2024, menurutnya, menjadi salah satu faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan produksi garam rakyat tersebut.
Ia menjelaskan bahwa para petambak garam di Sumenep masih sangat bergantung pada kondisi iklim.
Ketika musim kemarau datang dengan cuaca yang baik, jumlah produksi garam cenderung mengalami peningkatan signifikan.
“Hal itu terjadi karena proses kristalisasi garam lebih cepat dilakukan. Maka dengan demikian, tingkat produksinya secara bertahap mengalami peningkatan,” katanya.
Selain itu, katanya, faktor ketersediaan lahan produksi juga memainkan peran penting. Saat ini, tercatat ada sekitar 1.701,43 hektare lahan yang digunakan untuk produksi garam, yang tersebar di 10 kecamatan di Sumenep.
Sepuluh kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Gapura, Kalianget, Saronggi, Pragaan, Gili Genting, Talango, Raas, Arjasa, Kangayan, dan Sapeken.
“Untuk tahun ini, kami harap tingkat produksi garam rakyat di Sumenep bisa terus meningkat,” tuturnya.