Fadli Zon Temani Presiden Prabowo dalam Kunjungan Kenegaraan ke Parlemen Turki

Sahrul

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan resmi ke jantung parlemen Turki, Grand National Assembly of Türkiye (TBMM) di Ankara, Kamis (10/4), sebagai bagian dari langkah mempererat simpul diplomatik yang telah lama terjalin antara dua negara sahabat, Indonesia dan Turki. Dalam kunjungan penting tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon turut hadir sebagai pendamping dalam forum kenegaraan yang sarat makna sejarah dan simbolik.

“Saya hadir di Gedung Parlemen Turki mendampingi Presiden Prabowo Subianto yang menyampaikan pidato di hadapan Ketua Parlemen Turki Yang Mulia Numan Kurtulmus dan seluruh anggota Grand National Assembly of Turki,” kata Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/4/2025).

Dalam momen tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan penghormatan terhadap sejarah panjang hubungan antara dua bangsa yang telah saling terhubung bahkan sejak abad ke-16, pada masa Kekaisaran Ottoman. Hubungan yang dibangun tak sekadar lewat diplomasi formal, namun juga melalui semangat perjuangan bersama. Pada masa penjajahan Portugis, Turki menunjukkan solidaritasnya dengan mengirim perwira militer ke Nusantara — sebuah jejak persaudaraan yang tertanam sebelum diplomasi modern terbentuk.

“Berbagai hal ini menunjukkan eratnya hubungan kedua negara jauh sebelum dibentuknya hubungan diplomatik secara formal di tahun 1950,” tuturnya.

Tak hanya menyorot sejarah, Presiden Prabowo juga menyampaikan pandangannya tentang kondisi dunia saat ini yang semakin multipolar — tempat di mana pengaruh tak lagi didominasi satu kekuatan tunggal. Ia berharap hubungan erat antara Indonesia dan Turki mampu menjadi poros penyeimbang global dalam memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan universal.

“Dengan menekankan pada kondisi kemanusiaan di Palestina, Presiden Prabowo menyoroti sikap negara-negara besar yang berpura-pura diam dan tidak peduli dengan genosida kepada penduduk Gaza. Indonesia dan Turki memiliki pandangan yang sama dalam mendukung perjuangan Palestina hingga menjadi bangsa yang merdeka,” jelasnya.

Sebagai buah dari kunjungan kenegaraan ini, Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan akan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki. Kolaborasi ini difokuskan pada bidang pelestarian budaya dan seni, yang menjadi jembatan emosional kedua bangsa.

“Dalam waktu dekat, kedua negara sepakat untuk mempererat kerja sama di bidang perfilman melalui pembuatan film mengenai hubungan sejarah Indonesia dengan Kerajaan Ottoman sehingga dapat menjadi literasi sejarah bagi generasi muda yg tentunya dapat berkontribusi dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara,” tutupnya.

Langkah ini diharapkan menjadi benih dari kerja sama lintas budaya yang mampu meresonansi semangat persatuan dari masa lalu, sekaligus membangun masa depan yang lebih solid bagi hubungan Indonesia dan Turki.

Also Read

Tags

Leave a Comment