Amerika Serikat kembali mengukuhkan dominasinya di kawasan Timur Tengah dengan mengirimkan kapal induk keduanya ke wilayah rawan konflik tersebut. Langkah ini menandai peningkatan tekanan terhadap kelompok bersenjata Houthi di Yaman, yang selama ini terus melakukan aksi penyerangan terhadap kapal-kapal internasional di kawasan Laut Merah.
Informasi ini disampaikan secara resmi oleh militer Amerika pada Kamis (10/4) waktu setempat. Seperti dilansir dari Al-Arabiya pada Jumat (11/4/2025), Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) turut membagikan video jet-jet tempur canggih F-35C bersenjata lengkap yang tengah bersiap di geladak kapal induk sebelum mengudara ke langit kawasan.
Kapal induk USS Carl Vinson, yang sebelumnya beroperasi di kawasan Indo-Pasifik, kini telah merapat di perairan Timur Tengah. Kapal ini akan bergabung dengan USS Harry S. Truman—kapal induk lain yang lebih dulu berada di wilayah tersebut sejak Desember tahun lalu. Keduanya menjadi simbol kekuatan Amerika dalam kampanye udara yang kian intensif terhadap milisi Houthi.
Serangan-serangan udara yang dilakukan oleh militer AS mengalami lonjakan tajam sejak 15 Maret, menyusul instruksi dari Presiden Donald Trump untuk mengadopsi pendekatan yang lebih frontal. Tujuannya jelas: menekan dan memaksa Houthi menghentikan serangan mereka terhadap jalur pelayaran internasional yang strategis.
“Militer AS telah menyerang lebih dari 100 target Houthi di Yaman sejak meluncurkan kampanye serangan bulan lalu,” kata seorang pejabat pertahanan AS kepada Al Arabiya English pekan ini.
Sebagai bagian dari strategi militer yang menyeluruh, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth juga telah memberikan komando untuk mengirimkan skuadron tambahan dan sistem pertahanan udara canggih ke wilayah tersebut. Kebijakan ini dipandang sebagai sinyal tegas sekaligus pertunjukan kekuatan militer Negeri Paman Sam di tengah memanasnya situasi regional.
Kehadiran USS Carl Vinson juga dibarengi dengan penyebaran sistem pertahanan rudal canggih seperti Patriot dan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD). Meski Pentagon belum secara resmi mengungkap lokasi penempatan sistem tersebut, beberapa laporan menyebut bahwa THAAD telah diarahkan ke Israel sebagai bagian dari langkah antisipatif menghadapi ancaman udara.
Langkah terbaru AS ini menunjukkan bahwa Laut Merah kini bukan sekadar jalur perdagangan strategis, melainkan telah menjelma menjadi panggung ketegangan militer global—tempat di mana negara-negara besar menunjukkan taring dan klaim kekuasaan mereka.