Sebuah peristiwa yang mengundang perhatian terjadi saat anak-anak TK dengan polosnya mengajukan pertanyaan tentang korupsi kepada Wakil Ketua KPK, Ibnu Basuki Widodo. Dalam sebuah kesempatan yang terekam di kanal YouTube resmi KPK pada Rabu, 7 Mei 2025, Ibnu dengan sabar menjelaskan berbagai konsep penting terkait kejujuran dan pengertian korupsi kepada anak-anak yang masih sangat muda.
Salah satu pertanyaan yang menggelitik datang dari Sofia, seorang anak TK yang penasaran dengan aktivitas sehari-hari Ibnu. “Eyang ngapain kok kerjanya di sini?” tanya Sofia dengan wajah penuh rasa ingin tahu. Ibnu menjawab dengan tenang, “Eyang memang kerjanya di sini. Untuk melakukan, tugas negara melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.” Dengan kata-kata sederhana namun penuh makna, Ibnu memperkenalkan kepada anak-anak itu tugas penting KPK dalam memberantas korupsi yang merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tiba giliran Abrisyam yang mempertanyakan arti dari korupsi itu sendiri. “Emang korupsi itu apa sih?” tanya Abrisyam, sebuah pertanyaan jujur yang mencerminkan kebingungan anak-anak tentang dunia orang dewasa yang penuh dengan kata-kata besar. Ibnu pun tidak ragu menjelaskan dengan sangat lugas. “Korupsi itu mengambil hak orang lain secara tidak sah. Khususnya melakukan tindak pidana, perbuatan melawan hukum, menguntungkan diri sendiri dan orang lain, serta merugikan keuangan negara,” kata Ibnu dengan penuh kesabaran. Ia menambahkan, “Mengambil hak orang lain, itu yang dilarang.” Penjelasan yang lugas ini seolah membuka mata anak-anak itu tentang kejahatan yang seringkali terjadi di sekitar mereka tanpa mereka sadari.
Tak hanya berbicara tentang kejahatan besar, Ibnu juga mengajak anak-anak untuk memahami pentingnya kejujuran. Satrio Adi, salah satu anak TK lainnya, bertanya, “Eyang, kenapa harus jujur?” Sebagai jawaban, Ibnu menjelaskan dengan sederhana, “Kalau lihat kawan-kawan pada nggak jujur, kasih tahu ‘eh jangan gitu dong, nanti dosa’. Kira-kira gitu. Jangan mencuri dong, nanti ditangkap pak polisi, nggak boleh. Gitu, ya. Jangan suka bohong, itu namanya nggak jujur.” Dengan cara ini, Ibnu menggambarkan kepada anak-anak bahwa kebohongan atau ketidakjujuran bisa membawa dampak buruk, tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Puncaknya, Satrio bertanya dengan polos, “Eyang pernah nggak si waktu kecil pernah bohong nggak?” Pertanyaan ini membuat Ibnu tersenyum dan mengingat masa kecilnya. “Jadi malu nih Eyang nih. Eyang juga dulu pernah bohong,” jawab Ibnu sambil tertawa. Ia pun melanjutkan cerita lucu namun penuh makna tentang masa kecilnya. “Zaman dulu harganya itu 5 rupiah. 5 rupiah. Uangnya 10 rupiah nih. Uangnya 10 rupiah. Suruh beli gula 5 rupiah. Jadi sisanya masih ada berapa? 10 kurangi 5 berapa? 10 kurangi 5 tinggal 5. Eyang Ibnu bilang sama Bapak, ‘kembaliannya cuma 3. 3 rupiah.’ Bapaknya Eyang Ibnu marah, ‘kamu tidak jujur’,” kenang Ibnu. Cerita ini memberikan pesan penting bahwa meski dalam situasi kecil sekalipun, kejujuran harus dijaga.
Momen ini tidak hanya mengedukasi anak-anak tentang korupsi dan kejujuran, tetapi juga menunjukkan betapa besar peran pendidikan sejak dini dalam menanamkan nilai-nilai moral. Dengan cara yang ringan dan mudah dipahami, Ibnu Basuki Widodo berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan cerdas dari anak-anak tersebut, memberikan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya integritas dalam kehidupan sehari-hari.