Hingga pertengahan tahun 2025, kepastian terkait pembukaan pendaftaran gelombang baru program Prakerja masih belum menampakkan tanda-tanda kejelasan. Program bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat pencari kerja ini kini berada di persimpangan, menunggu keputusan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Seperti sebuah kapal yang sedang berlayar menuju pelabuhan baru, program ini tengah menjalani proses perpindahan pengelolaan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menuju Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Kepala Biro Humas Kemnaker, Sunardi Manampiar Sinaga, menjelaskan bahwa perubahan pengelolaan ini masih dalam tahap penyusunan regulasi.
“Sampai saat ini sedang dilakukan penyusunan draft Perpres (Peraturan Presiden) transisi Prakerja ke Kemnaker dan masih proses,” jelas Sunardi.
Di tengah pusaran perubahan itu, sudah dibentuk sebuah tim transisi yang berperan sebagai jembatan penghubung antara dua kementerian tersebut, dibentuk langsung oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Namun, konsep baru dan gambaran program Prakerja di bawah naungan Kemnaker masih harus menunggu hasil dari proses ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa semua pihak harus bersabar hingga transisi selesai, dengan harapan penyelesaian dapat dilakukan sesegera mungkin.
“Kita tunggu sampai proses transisi selesai. (Targetnya) as soon as possible,” ujarnya saat ditemui di kantornya di Jakarta Pusat.
Saat disinggung mengenai nasib para pekerja Manajemen Pelaksana Program Prakerja (PMO), Airlangga memilih untuk menahan komentar, dengan pernyataan singkat, “Kita transisikan dulu.”
Di sisi lain, kegelisahan calon peserta mulai terasa. Berdasarkan pantauan di akun Instagram resmi @prakerja.go.id, banyak calon peserta yang bertanya-tanya mengenai kelanjutan program yang pernah menjadi andalan pelatihan vokasi ini. Pada 2024 lalu, program ini mencatat lebih dari 1,4 juta peserta aktif yang tersebar di gelombang 63 hingga 71, menjadikan program ini seperti mercusuar harapan di tengah derasnya tantangan dunia kerja.
Kini, nasib program Prakerja bagaikan sebuah jembatan yang tengah diperbaiki, menunggu detik-detik penyelesaian agar kembali dapat menghubungkan mereka yang membutuhkan pelatihan dengan kesempatan kerja yang lebih baik.