Iran Kecam Aksi Israel Bajak Kapal Madleen Bersama Greta Thunberg di Dalamnya

Sahrul

Pemerintah Iran melontarkan kecaman keras terhadap pasukan militer Israel yang disebut telah menculik 12 penumpang kapal Madleen, termasuk di antaranya aktivis lingkungan ternama Greta Thunberg. Kapal tersebut tengah mengarungi lautan membawa bantuan kemanusiaan yang ditujukan bagi warga Gaza.

Perjalanan Greta beserta 11 penumpang lain dengan kapal Madleen dimulai sejak awal Juni. Mereka menempuh perjalanan laut dengan harapan menyalurkan bantuan di tengah blokade ketat yang diberlakukan oleh Israel terhadap wilayah Gaza.

Dalam pernyataan publik, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menggambarkan aksi militer Israel sebagai bentuk perompakan modern di tengah samudera.

“Serangan terhadap armada ini — karena terjadi di perairan internasional — dianggap sebagai bentuk pembajakan menurut hukum internasional,” ujar Baghaei dalam konferensi pers pada Senin (9/6), seperti dikutip oleh AFP.

Insiden pembajakan terjadi pada Senin (9/6) dini hari waktu setempat, ketika pasukan Israel menghentikan pelayaran Madleen secara paksa. Seluruh penumpang diperintahkan untuk mematikan alat komunikasi mereka, termasuk telepon genggam. Potret dan rekaman video yang beredar memperlihatkan para penumpang mengenakan jaket pelampung sambil mengangkat tangan, sebagai tanda menyerah.

Seruan Bantuan Internasional

Koalisi Armada Kebebasan (Freedom Flotilla Coalition/FFC), selaku pemilik kapal Madleen, segera mengirimkan sinyal darurat ke dunia internasional agar bertindak membantu membebaskan para relawan yang ditahan oleh Israel.

“SOS! Para relawan di ‘Madleen’ diculik pasukan Israel,” demikian seruan dari FFC.

Israel sendiri telah mengonfirmasi bahwa mereka membawa kapal Madleen ke Pelabuhan Ashdod. Pemerintah Israel berkeras bahwa semua bantuan yang akan memasuki Gaza harus terlebih dahulu melalui pelabuhan tersebut untuk dilakukan pemeriksaan.

Namun, pernyataan Israel ini dipatahkan oleh Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di wilayah Palestina. Menurutnya, perairan Gaza seharusnya termasuk dalam kategori perairan internasional, sehingga Israel tak memiliki wewenang penuh di sana.

“Israel tak punya otoritas atas Gaza, inilah masalahnya. Israel harus mengakhiri pengepungan. Masyarakat Gaza perlu dibantu,” kata Albanese.

Misi Kemanusiaan di Tengah Blokade

Pelayaran kapal Madleen merupakan aksi solidaritas untuk mendukung rakyat Gaza yang kini terjebak dalam krisis kemanusiaan. Blokade yang diberlakukan oleh Israel sejak memuncaknya agresi militer telah menghambat arus bantuan kemanusiaan, memperparah situasi di lapangan.

Akibat tindakan yang dinilai sewenang-wenang oleh berbagai pihak, penduduk Gaza saat ini menghadapi ancaman krisis pangan yang makin mendesak. Kapal Madleen, yang membawa aktivis dunia serta relawan kemanusiaan, sejatinya bertujuan memecah kebuntuan tersebut dan mengantarkan harapan bagi warga yang menderita.

Namun, apa yang terjadi justru berbalik menjadi potret ketidakadilan di lautan lepas, dengan aksi penahanan kapal di perairan yang menurut hukum internasional bukanlah di bawah yurisdiksi Israel.

Also Read

Tags

Leave a Comment