Rabies adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan terinfeksi, seperti anjing, kucing, atau kelelawar. Meski hampir selalu fatal setelah gejala muncul, rabies sangat bisa dicegah dengan vaksinasi yang tepat waktu. Karena itu, banyak orang mempertanyakan, berapa lama sebenarnya vaksin rabies bertahan dalam tubuh? Apakah perlindungannya seumur hidup atau perlu diulang?
Untuk menjawabnya, kita perlu memahami cara kerja vaksin rabies dan faktor-faktor yang memengaruhi durasi kekebalan yang diberikan.
Jenis Vaksinasi Rabies
Vaksinasi rabies dikategorikan ke dalam dua jenis utama:
- Vaksinasi sebelum paparan (pre-exposure prophylaxis / PrEP): Diberikan untuk mencegah infeksi sebelum seseorang tergigit hewan yang mungkin membawa virus rabies. Biasanya diberikan kepada orang-orang yang memiliki risiko tinggi seperti dokter hewan, pekerja laboratorium, atau wisatawan yang bepergian ke daerah endemis.
- Vaksinasi setelah paparan (post-exposure prophylaxis / PEP): Diberikan kepada orang yang telah tergigit atau terpapar hewan yang diduga rabies. Ini termasuk pemberian imunoglobulin dan rangkaian suntikan vaksin.
Keduanya menggunakan vaksin yang sama, tetapi tujuan dan rangkaian penyuntikannya berbeda.
Berapa Lama Perlindungan Vaksin Bertahan?
Setelah menerima vaksin rabies, tubuh mulai memproduksi antibodi pelindung terhadap virus rabies. Durasi efektivitas vaksin rabies tergantung pada jenis vaksinasi dan kondisi individu yang menerimanya.
1. Vaksinasi Sebelum Paparan (PrEP)
Orang yang menerima vaksin PrEP akan mendapat tiga dosis pada hari ke-0, 7, dan antara hari ke-21 hingga 28. Setelah dosis ketiga, antibodi pelindung akan mulai terbentuk secara optimal dalam 1–2 minggu. Berdasarkan panduan dari WHO dan CDC, vaksinasi PrEP dapat memberikan perlindungan hingga 2 hingga 3 tahun, bahkan lebih lama pada orang sehat dengan sistem kekebalan tubuh yang baik.
Namun, pada individu dengan paparan berkelanjutan terhadap risiko rabies (misalnya tenaga medis atau pekerja satwa), disarankan untuk melakukan tes antibodi (titer) setiap 2 tahun. Jika kadar antibodi turun di bawah 0,5 IU/mL, maka booster vaksin perlu diberikan.
2. Vaksinasi Setelah Paparan (PEP)
Jika seseorang belum pernah divaksin dan tergigit hewan yang terduga rabies, ia harus segera menjalani vaksinasi PEP. Ini terdiri dari 4 dosis vaksin (hari ke-0, 3, 7, dan 14), ditambah imunoglobulin rabies pada hari pertama jika belum pernah divaksin sebelumnya.
Vaksin PEP bekerja dengan sangat efektif jika diberikan segera. Antibodi mulai terbentuk setelah suntikan pertama, namun perlindungan penuh terjadi setelah rangkaian lengkap. Meskipun antibodi ini akan bertahan selama beberapa tahun, vaksin PEP biasanya tidak dianggap memberikan perlindungan jangka panjang seperti PrEP, kecuali jika disusul booster.
Di sinilah Hydro Medical Clinic Bali berperan penting sebagai penyedia layanan kesehatan yang memiliki fasilitas lengkap dan vaksin rabies bersertifikasi. Mereka melayani pasien lokal maupun internasional dengan prosedur sesuai standar WHO, termasuk monitoring antibodi pascavaksin.
Perlukah Vaksin Diulang?
Bagi individu yang terus-menerus berada di lingkungan berisiko tinggi, vaksin booster sangat disarankan setiap 3 hingga 5 tahun, atau lebih awal jika titer antibodi menurun. Dalam beberapa kasus, dua dosis tambahan pada hari ke-0 dan 3 sudah cukup untuk memperkuat perlindungan yang ada.
Namun, bagi masyarakat umum yang hanya berisiko rendah, vaksinasi ulang biasanya tidak diperlukan kecuali ada paparan ulang melalui gigitan atau cakaran.
Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Vaksin
Beberapa faktor yang memengaruhi berapa lama vaksin rabies bertahan di tubuh antara lain:
- Sistem imun individu: Orang dengan gangguan imun atau penyakit kronis mungkin tidak membentuk antibodi dalam kadar optimal.
- Kepatuhan terhadap jadwal vaksin: Melewatkan dosis dapat membuat vaksinasi kurang efektif.
- Jenis vaksin dan penyimpanan: Mutu vaksin sangat penting. Produk yang digunakan di fasilitas tepercaya seperti Human Rabies Vaccine Bali telah teruji secara klinis dan memenuhi standar internasional.
- Usia dan kondisi kesehatan: Lansia atau anak-anak bisa menunjukkan respons imun yang berbeda dibanding orang dewasa sehat.
Bagaimana Mengetahui Anda Masih Terlindungi?
Untuk mengetahui apakah tubuh Anda masih memiliki kekebalan terhadap rabies, satu-satunya cara adalah dengan melakukan tes antibodi atau rabies antibody titer test. Tes ini direkomendasikan terutama bagi:
- Tenaga kesehatan hewan atau laboratorium
- Wisatawan yang akan ke daerah endemis setelah bertahun-tahun tidak divaksin ulang
- Individu dengan kondisi medis tertentu
Jika kadar antibodi tetap di atas ambang 0,5 IU/mL, artinya Anda masih memiliki perlindungan yang cukup. Jika tidak, maka booster perlu diberikan.
Kesimpulan
Vaksin rabies adalah perlindungan vital terhadap penyakit yang sangat mematikan. Durasi kekebalan yang diberikan bisa berlangsung antara 2 hingga 5 tahun, tergantung kondisi kesehatan dan risiko paparan. Mereka yang berisiko tinggi perlu rutin memantau kadar antibodi dan melakukan booster sesuai kebutuhan.
Konsultasikan dengan klinik terpercaya untuk memastikan perlindungan Anda tetap optimal. Fasilitas seperti Hydro Medical Clinic Bali menyediakan layanan vaksinasi dan pemantauan yang sesuai standar global, serta menggunakan Human Rabies Vaccine Bali berkualitas tinggi untuk menjamin efektivitas dan keamanan.
Dengan memahami berapa lama vaksin bertahan dalam tubuh dan kapan perlu diulang, Anda dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar Anda dari bahaya rabies secara maksimal.