Harga komoditas utama masyarakat, yakni beras, kini mengalami eskalasi yang cukup mengkhawatirkan. Kenaikan tersebut tak hanya terjadi pada beras kualitas premium, namun juga pada jenis medium, yang kini harganya melampaui batas atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan data dari Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional per Rabu (11/6/2025), harga rata-rata beras medium tercatat sebesar Rp 13.929 per kilogram (kg). Meski mengalami sedikit penurunan sebesar 0,23% dibanding hari sebelumnya, nilai tersebut masih lebih tinggi 11,43% dibandingkan HET untuk jenis medium yang dipatok Rp 12.500/kg.
Jika dibedah berdasarkan wilayah, kondisi ini terlihat cukup merata. Di zona 1, harga beras medium mencapai Rp 13.370/kg, atau 6,96% di atas batas resmi. Zona 2 mencatat angka Rp 14.186/kg, melebihi HET Rp 13.100/kg sebesar 8,29%. Sementara zona 3 justru mencatat lonjakan paling signifikan, yaitu Rp 16.189/kg, lebih tinggi 19,92% dibandingkan HET sebesar Rp 13.500/kg.
Jika ditarik ke belakang dalam rentang tujuh hari terakhir, harga beras medium relatif stagnan di angka Rp 13.900/kg. Namun jika dibandingkan dengan rerata harga sebulan sebelumnya, yakni Rp 13.700/kg, tren ini menunjukkan adanya kenaikan bertahap namun konsisten. Fakta ini menegaskan bahwa selama sebulan terakhir, harga beras medium tak pernah menyentuh atau berada di bawah HET.
Sementara itu, untuk beras kualitas premium, grafik pergerakan harga juga memperlihatkan kecenderungan naik. Terjadi kenaikan tipis sebesar 0,04%, menjadikan harga rata-rata nasional menjadi Rp 15.709/kg. Angka ini melewati HET premium sebesar Rp 14.900/kg, atau meningkat 5,36%.
Pemetaan per zona juga menunjukkan pola serupa. Di zona 1, harga premium berada di angka Rp 14.990/kg, tipis di atas HET. Zona 2 mencatat Rp 16.153/kg, melebihi HET Rp 15.400/kg sebesar 4,89%. Zona 3 justru mengalami lonjakan lebih tajam dengan angka Rp 17.841/kg, melampaui HET Rp 15.800/kg sebanyak 12,92%.
Selama sepekan terakhir, harga beras premium konsisten bertengger di kisaran Rp 15.700/kg. Jika dibandingkan dengan rerata sebulan sebelumnya sebesar Rp 15.577/kg, terdapat peningkatan yang meskipun tidak terlalu drastis, namun tetap melampaui ambang batas HET.
Sejalan dengan itu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat tren serupa dalam laporan terbarunya. Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa di zona 1 telah terjadi lonjakan harga sebesar 0,72% pada minggu pertama Juni 2025 dibanding pekan keempat Mei lalu.
“Saat ini rata-rata harga beras di zona 1 Rp 14.126/kg. Meski begitu, menurut BPS harga itu masih dalam rentan Harga Eceran Tertinggi (HET) baik medium dan premium,” ujar Pudji.
Adapun di zona 2, kenaikan tercatat sebesar 0,29% dengan rata-rata harga tetap dalam koridor HET. Meski demikian, daerah-daerah tertentu mengalami deviasi cukup tinggi. Kabupaten Mahakam Ulu, misalnya, menampilkan harga tertinggi di zona ini, yakni mencapai Rp 18.082/kg.
Kondisi lebih mencolok terlihat di zona 3, di mana rata-rata harga meningkat 0,29% dibandingkan Mei. Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, mencatat harga ekstrem hingga Rp 54.772/kg — suatu angka yang bak gunung menjulang dibandingkan harga rata-rata nasional.
Kenaikan harga beras ini menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama karena beras adalah kebutuhan pokok yang menjadi tulang punggung konsumsi harian. Pemerintah diharapkan dapat segera mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga dan memastikan pasokan tetap terjaga demi melindungi daya beli masyarakat kecil.