Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menerima kunjungan resmi jajaran Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Indonesia dalam sebuah pertemuan yang berlangsung penuh semangat dan kolaboratif. Momen ini menjadi panggung untuk menegaskan kembali peran strategis generasi muda, khususnya dari komunitas Hindu, dalam mendorong percepatan visi pembangunan nasional melalui program Asta Cita yang diusung Presiden Prabowo Subianto.
Dalam dialog yang berlangsung akrab namun penuh makna tersebut, Wapres Gibran menyoroti betapa krusialnya peran anak-anak muda sebagai tulang punggung bangsa yang harus aktif mendukung agenda-agenda prioritas negara.
“Arahan dari Pak Wapres tadi intinya tentang dukung pemerintahan Bapak Prabowo, dukung program-program Asta Cita,” kata Ketua Umum Peradah Indonesia I Putu Yoga Saputra, kepada wartawan lewat pesannya, Rabu (18/6/2025).
Yoga menegaskan bahwa Peradah Indonesia tidak sekadar menyambut ajakan tersebut, melainkan siap memberikan dukungan sepenuh hati dan tenaga. Ia melihat adanya banyak keselarasan antara idealisme yang diusung Peradah dengan arah kebijakan negara. Mulai dari peningkatan kapasitas sumber daya manusia, ketahanan pangan sebagai pilar kedaulatan, inovasi teknologi, hingga pelestarian dan penguatan kebudayaan Nusantara.
“Kami dari Peradah Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo dan Wapres Gibran. Banyak titik temu antara visi kami dengan cita-cita besar pemerintah, mulai dari pengembangan sumber daya manusia, ketahanan pangan, teknologi, hingga penguatan kebudayaan,” lanjutnya.
Salah satu langkah nyata yang disampaikan oleh Wapres adalah pentingnya keterlibatan aktif para anggota Peradah dalam memperkenalkan dan menyosialisasikan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kepada masyarakat luas. Bagi Gibran, teknologi tidak boleh menjadi milik segelintir elit digital saja, tapi harus dipahami dan dikuasai juga oleh kalangan muda lintas komunitas.
“Tadi juga sempat beliau menekankan masalah AI. Kira-kira kalau misalnya Peradah ini ikut serta berperan dalam sosialisasi, kira-kira bagaimana. Dan kami menyambut baik karena memang anak muda kan harus melek teknologi,” imbuhnya.
Gibran pun tak hanya menyampaikan gagasan, tetapi mendorong agar semangat dukungan dari Peradah diterjemahkan menjadi program-program konkret dan terukur. Ia menginginkan agar ide-ide yang ada di atas kertas bisa menjelma menjadi aksi nyata yang berakar di kehidupan masyarakat dan sesuai dengan tantangan zaman.
“Apa yang bisa didukung, monggo (silakan) dibuatkan programnya,” ucap Yoga, sebagaimana ditekankan Gibran.
Tak kalah penting, Wapres juga menitipkan pesan agar Peradah turut serta menjaga ketenangan sosial dan terus menjadi motor produktivitas, terutama di tengah situasi global yang penuh perubahan cepat dan tantangan yang kompleks.
“Terus jaga stabilitas dan harus selalu produktif,” pesan Gibran.
Di akhir pertemuan, Yoga mengungkapkan bahwa pihaknya juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengusulkan sebuah gagasan kultural yang bernilai simbolis dan strategis: penyelenggaraan Festival Budaya Hindu di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia menyebut Gibran memberikan respons positif terhadap inisiatif tersebut, bahkan menunjukkan ketertarikan mendalam terhadap detail teknis penyelenggaraannya.
“Kita sempat mengusulkan ke Pak Wapres untuk rencana kami membuat agenda festival budaya di IKN. Nah beliau senang tadi, [menanyakan] kira-kira teknisnya bagaimana,” ungkap Yoga.
“Kata beliau, itu gagasan yang bagus, kalau bisa direalisasikan,” imbuhnya.
Melalui pertemuan ini, terlihat jelas bahwa pemerintah berupaya merangkul seluruh elemen pemuda lintas latar belakang, termasuk Peradah Indonesia, untuk menjadi bagian dari gerbong utama pembangunan nasional. Dengan dorongan penuh dari Wapres Gibran, generasi muda Hindu diharapkan mampu menjelma menjadi jembatan antara nilai-nilai kearifan lokal dan semangat kemajuan global yang berpijak pada Asta Cita.
