Setelah Apple menggelar hajatan akbar tahunan mereka dalam gelaran WWDC 2025, perhatian publik teknologi langsung tertuju pada peluncuran sistem operasi terbarunya: iOS 26. Namun alih-alih mendapat pujian universal, sejumlah fitur anyar yang diperkenalkan justru memicu gelombang sindiran dari sesama raksasa teknologi.
Adalah Google, sang empu di balik Android, yang lebih dulu menanggapi pengumuman Apple dengan cara nyentrik. Lewat video animasi bertajuk #BestPhonesForever: Responding to MORE Rumors, Google mengajak publik tersenyum—dan mungkin juga berpikir—tentang seberapa “baru” fitur-fitur iOS 26 sebenarnya.
Dalam video berdurasi sekitar satu menit yang tayang di kanal YouTube resmi Google, digambarkan percakapan jenaka antara dua karakter: Pixel dan iPhone. Gaya percakapan ini sudah menjadi format khas dalam seri “Best Phones Forever”, yang sering dipakai Google untuk mengomentari perkembangan terbaru dunia ponsel.
Kali ini, Pixel tampak menggoda iPhone tentang fitur-fitur baru yang diumumkan Apple namun sejatinya telah lebih dahulu hadir di Android. Dengan nada yang setengah mengejek, Pixel menyebut fitur Live Translate, Hold Assist, dan Call Screening sebagai sesuatu yang bukan barang baru di ekosistem Android.
“Saya mengumumkan penerjemahan langsung untuk SMS,” kata iPhone dalam video berdurasi satu menit itu, seperti dikutip dari MacRumors, Kamis (19/6/2025).
“Dan ternyata saya sudah memilikinya sejak empat tahun lalu,” kata Pixel.
“Yeah, kebetulan yang gila”.
Sindiran itu bukan tanpa dasar. Google memang sudah memperkenalkan fitur Live Translate pada tahun 2021 lewat Pixel 6, memungkinkan pengguna menerjemahkan pesan teks hingga percakapan telepon secara real-time. Sementara fitur Hold for Me, yang kini disamakan dengan Hold Assist di iOS 26, pertama kali muncul pada Pixel 3 pada tahun 2020. Fungsinya adalah menggantikan pengguna saat menunggu layanan pelanggan hingga agen siap menjawab.
Video kemudian diakhiri dengan momen sarkasme: iPhone bertanya kepada Pixel apa yang sedang disiapkan untuk Pixel 10 Series—dengan nada seolah Apple ingin “mencontek” lagi inovasi Android di masa depan. Sebuah penutup halus namun pedas.
Google memang tak sendirian dalam mengomentari fitur baru iOS 26. Samsung, pesaing lama Apple dalam industri ponsel cerdas, juga melontarkan komentar miring. Perusahaan asal Korea Selatan itu menyatakan bahwa fitur-fitur seperti Live Translate dan Call Screening sudah lama tersedia di lini ponsel Galaxy mereka.
Bahkan Microsoft turut melontarkan sindiran. Raksasa perangkat lunak ini menyoroti tampilan antarmuka ‘Liquid Glass’—desain transparan yang diperkenalkan Apple di iOS 26. Menurut mereka, estetika tersebut sangat mirip dengan antarmuka Aero yang digunakan di Windows Vista sekitar dua dekade lalu.
Perang dingin antar-giant teknologi ini seakan menjadi panggung baru: bukan hanya soal performa atau angka penjualan, tapi juga tentang siapa yang lebih orisinal, siapa yang lebih dulu berinovasi, dan siapa yang hanya mengejar tren demi mengejar ketertinggalan.
Dengan banyaknya fitur “baru” iOS 26 yang ternyata memiliki kemiripan signifikan dengan fitur yang lebih dahulu muncul di Android atau sistem lain, publik pun mulai bertanya: apakah Apple sedang mengalami stagnasi dalam inovasi? Ataukah ini bagian dari strategi merangkul fitur yang sebelumnya diabaikan demi menjawab kebutuhan pengguna yang semakin kompleks?
Yang jelas, persaingan antara Apple, Google, dan Samsung kini tidak hanya terjadi di ranah teknologi, tapi juga di arena narasi. Dan dalam dunia narasi digital, sindiran tajam seringkali jauh lebih viral dibanding peluncuran fitur itu sendiri.