Setelah dua belas hari dilanda konflik bersenjata dengan Israel, Pemerintah Iran secara resmi menyatakan bahwa perang yang mengguncang kawasan tersebut telah berakhir. Laporan terakhir dari Kementerian Kesehatan Iran mencatat angka korban jiwa dan luka yang sangat tinggi, menandakan betapa destruktifnya rangkaian serangan militer ini bagi rakyat sipil dan infrastruktur negeri.
Dikutip dari Aljazeera, Rabu (25/5/2025), sebanyak 610 warga Iran dinyatakan tewas akibat agresi udara dan serangan militer Israel. Sementara itu, 4.746 lainnya mengalami luka-luka, sebagian besar harus menjalani perawatan intensif di berbagai fasilitas medis yang masih berfungsi.
Luka Fisik dan Luka Bangsa
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, menjelaskan bahwa dari ribuan korban yang terluka, sebanyak 971 orang masih dirawat di rumah sakit, dan 687 di antaranya harus menjalani operasi karena cedera serius. Deretan angka ini bukan sekadar statistik, melainkan wajah-wajah luka dari warga sipil yang menjadi korban akibat konflik yang berkepanjangan.
“Tiga belas anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas, dengan yang termuda berusia 2 bulan, begitu pula 49 wanita, termasuk 2 yang sedang hamil.”
Anak-anak yang seharusnya berada di pelukan orang tua dan perempuan yang tengah mengandung harapan masa depan, justru menjadi korban nyata dari amukan perang. Statistik ini menambah deretan duka bagi masyarakat Iran yang harus menerima kenyataan pahit dari agresi selama hampir dua pekan.
Serangan Hantam Fasilitas Kesehatan
Tak hanya menimbulkan korban jiwa dan luka, serangan militer Israel juga melumpuhkan sarana kesehatan. Dalam keterangannya, Kermanpour mengungkapkan bahwa 5 tenaga medis meninggal dunia saat bertugas dan 20 lainnya mengalami luka. Selain itu, serangan turut menyebabkan kerusakan pada tujuh rumah sakit, enam pusat tanggap darurat, empat klinik, serta sembilan ambulans.
Kerusakan fasilitas ini menambah beban sistem kesehatan Iran, yang kini tengah bekerja dalam kondisi luar biasa demi menolong para korban perang.
Presiden Pezeshkian Umumkan Gencatan Senjata
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pidatonya melalui kantor berita resmi IRNA, mengumumkan bahwa perang dengan Israel yang berlangsung selama 12 hari telah resmi dihentikan. Ia menyebut bahwa gencatan senjata tercapai berkat perlawanan gigih rakyat Iran yang penuh keteguhan hati.
“Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kita yang hebat, yang tekadnya membuat sejarah, kita menyaksikan terbentuknya gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel”, kata Pezeshkian.
Dalam pernyataannya, Pezeshkian tidak hanya merujuk pada kekuatan militer, namun juga ketegaran moral dan semangat rakyat Iran yang bertahan di tengah puing-puing kehancuran.
Bayang-Bayang Pasca Perang
Meski dentuman bom dan roket telah berhenti, luka yang ditinggalkan konflik ini tidak serta merta hilang. Trauma psikologis, kehilangan anggota keluarga, dan kehancuran fasilitas publik menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera ditangani. Upaya rekonstruksi, rehabilitasi korban, serta konsolidasi nasional menjadi langkah lanjutan yang harus ditempuh oleh pemerintah Iran.
Konflik ini memperlihatkan bagaimana eskalasi militer yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dapat berdampak langsung pada warga sipil yang tak berdosa. Dalam waktu kurang dari dua pekan, ratusan nyawa melayang dan ribuan lainnya harus menanggung luka, baik di tubuh maupun jiwa.
Penutup:
Dengan diumumkannya gencatan senjata, dunia berharap tirai kekerasan bisa benar-benar diturunkan dan digantikan dengan diplomasi. Meski kerusakan telah terjadi, semangat membangun kembali dan merajut perdamaian tetap menjadi harapan bersama rakyat Iran — sebuah bangsa yang baru saja melewati badai paling gelap dalam sejarah terkini mereka.