Brutal! Serangan F-16 Israel Hancurkan Kamar Direktur RS Indonesia di Gaza

Sahrul

Kematian tragis Marwan Al Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, mengguncang nurani dunia. Ia tewas dalam serangan udara yang diarahkan langsung ke kediamannya pada Rabu (2/7), dalam sebuah insiden yang kembali memperlihatkan kekejaman konflik tanpa batas di wilayah tersebut.

Yang selamat dari kejadian memilukan itu adalah putrinya, Lubna Al Sultan, yang menyaksikan secara langsung bagaimana sang ayah menjadi sasaran serangan yang menembus batas kemanusiaan. Lubna kemudian menceritakan bagaimana pesawat tempur F-16 milik Israel menembakkan rudal yang secara khusus menyasar kamar tempat ayahnya berada.

“Rudal F-16 menargetkan kamarnya, tempat dia berada, langsung ke arahnya. Semua kamar di rumah itu utuh kecuali kamar dia yang terkena rudal,” kata dia, dikutip Saudi Gazette.

Lubna lalu berujar, “Ayah saya menjadi martir di sana.”

Serangan yang Menghantam Jantung Rumah

Menurut laporan sejumlah sumber, serangan yang berlangsung tengah malam itu tak hanya merenggut nyawa Marwan Al Sultan, tetapi juga menewaskan istrinya dan salah satu anak perempuannya. Serangan itu ibarat kilatan maut yang menyayat jantung keluarga dan komunitas yang selama ini mengenal dan mencintainya.

Kematian Al Sultan disebut-sebut sebagai luka besar bagi warga Gaza. Ia bukan hanya seorang dokter, tapi juga simbol harapan dalam kondisi yang penuh kepedihan. Sosoknya dikenal luas karena keteguhan hati dan pengabdian tanpa pamrih di tengah keterbatasan peralatan medis, kekurangan pasokan, dan ancaman serangan udara yang terus membayangi.

Pahlawan dalam Bayang-Bayang Perang

Marwan Al Sultan telah lama berada di garis depan krisis kemanusiaan di Gaza. Selama serangan Israel pada Oktober 2023, ia tetap teguh menjalankan perannya sebagai tenaga medis. Di saat orang lain mengungsi menyelamatkan diri, ia justru melangkah ke rumah sakit dengan keberanian yang hanya dimiliki mereka yang memilih hidupnya untuk menolong sesama.

Setiap peluru dan rudal seolah menantang nyalinya, tapi ia tak pernah gentar. Bahkan ketika Rumah Sakit Indonesia dikepung berkali-kali oleh pasukan Israel, Al Sultan tak pernah meninggalkan posnya. Begitu pengepungan mereda, ia segera kembali, bukan untuk beristirahat, tapi untuk melanjutkan operasi dan menyelamatkan nyawa lainnya.

Duka Internasional dan Kecaman Global

Dunia internasional, termasuk pemerintah Indonesia, secara terbuka mengecam tindakan serangan tersebut. Banyak pihak menyerukan penghentian agresi militer dan mendesak Israel untuk mengakhiri kekerasan terhadap warga sipil, terlebih fasilitas kemanusiaan seperti rumah sakit.

Al Sultan juga dikenal karena kolaborasinya dengan berbagai organisasi kemanusiaan dari berbagai belahan dunia. Ia pernah bekerja bersama tim dari Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Maroko, menunjukkan bahwa misi kemanusiaan tak mengenal batas negara.

Kini, kehilangan sosok seperti Al Sultan bukan hanya kehilangan seorang dokter. Gaza kehilangan penjaga terakhir di tengah reruntuhan, simbol harapan yang bersinar dalam gelapnya penjajahan.

Penutup

Kematian Marwan Al Sultan menjadi pengingat keras bahwa dalam konflik ini, bukan hanya roket dan senjata yang menghancurkan, tapi juga hilangnya figur-figur yang selama ini menjadi pelita kemanusiaan. Sementara dunia menyerukan keadilan dan gencatan senjata, satu lagi suara nurani kini telah dibungkam oleh ledakan.

Namun, semangatnya akan terus hidup dalam setiap tindakan solidaritas, dalam setiap pasien yang dulu ia rawat, dan dalam ingatan rakyat Gaza yang menolak lupa.

Also Read

Tags

Leave a Comment