Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta (Polda Metro Jaya) menegaskan komitmennya untuk menyibak secara menyeluruh tabir kematian seorang pejabat muda Kementerian Luar Negeri berinisial ADP (39), yang ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Wajah korban saat ditemukan dalam kondisi terbalut lakban, menambah teka-teki di balik insiden tragis ini.
Untuk menelusuri penyebab pasti kematian ADP, kepolisian tidak mengandalkan spekulasi semata. Langkah penyelidikan dilakukan dengan pendekatan berbasis sains atau scientific investigation, sebuah metode yang mengandalkan data objektif, analisis laboratorium, serta teknologi forensik mutakhir.
“Sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Kapolda, ini akan diungkap secara scientific investigation. Jadi kita menunggu, penyelidik menunggu semua keterangan, nanti baru kita sampaikan hasilnya,” ujar Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (14/7/2025).
Salah satu sumber informasi penting dalam kasus ini berasal dari rekaman kamera pengawas atau CCTV yang dipasang di sekitar lokasi. Dalam tayangan tersebut, terlihat penjaga kos berkali-kali mondar-mandir di depan kamar korban. Aksi itu sempat menjadi sorotan publik, namun kepolisian telah mengungkap motif di balik aktivitas tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menerangkan bahwa tindakan penjaga kos dilakukan berdasarkan permintaan dari istri korban. Permintaan itu datang setelah sang istri berulang kali berusaha menghubungi suaminya namun tak mendapat respons.
“7 Juli 2025 pukul 22.40 WIB, istri korban pertama kali menghubungi penjaga kos ke nomor HP yang lama (sudah tidak aktif) untuk cek kamar korban,” kata Ade Ary.
Upaya komunikasi tersebut berlanjut hingga keesokan harinya. Pada tengah malam, tepatnya pukul 00.48 WIB tanggal 8 Juli 2025, istri ADP kembali menghubungi penjaga kos melalui nomor baru untuk memastikan kondisi suaminya. Tak lama berselang, pada pukul 05.27 WIB, penjaga kos sekali lagi diminta memeriksa kamar sang diplomat.
“8 Juli 2025 pukul 00.48 WIB, istri korban menghubungi penjaga kos ke nomor HP yang baru untuk minta cek kamar korban. 8 Juli 2025 pukul 05.27 WIB, istri korban menghubungi penjaga kos untuk minta cek kembali kamar korban,” tuturnya.
ADP kemudian ditemukan dalam keadaan tak bernyawa pada pagi hari Selasa, 8 Juli 2025. Tubuhnya terbujur kaku dengan kepala dibungkus lakban, sebuah kondisi yang memperkuat dugaan adanya unsur kekerasan.
Dengan penyelidikan yang mengandalkan pendekatan ilmiah, Polda Metro berharap mampu mengurai benang kusut kasus ini secara terang dan akurat. Masyarakat pun menantikan jawaban atas tragedi yang menimpa perwakilan negara tersebut.