Pemerintah mengambil langkah tegas terkait keselamatan para pendaki di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polkam), Budi Gunawan, secara resmi mengumumkan penutupan total seluruh akses pendakian menuju salah satu gunung favorit para petualang itu. Kebijakan ini diambil menyusul serangkaian kecelakaan tragis yang menimpa para pendaki, baik lokal maupun mancanegara.
Keputusan penutupan diambil setelah dilakukan rapat koordinasi antara berbagai pihak terkait, termasuk Kemenko Polkam, Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, TNI-Polri, Pemerintah Provinsi NTB, Dinas Pariwisata, dan pemangku kepentingan lainnya. Tujuannya adalah merespons dengan serius serentetan musibah jatuhnya pendaki yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
“Jalur pendakian Gunung Rinjani ditutup sementara secara total hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata Budi dalam pernyataan resminya, Jumat (18/7).
Langkah ini tidak hanya bertujuan mencegah terulangnya insiden, tetapi juga menjadi momen evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan penanganan darurat di kawasan pegunungan tersebut. Selama masa penutupan, akan dilakukan pembenahan pada prosedur standar operasional (SOP) pendakian dan sistem evakuasi darurat. Hal ini dimaksudkan agar sistem yang ada dapat memberikan respons lebih cepat dan efektif, terutama dalam situasi ekstrem.
“Sebelum jalur dibuka kembali akan dilakukan verifikasi kelayakan oleh Basarnas, TNI-Polri, dan Tim Mountaineering Indonesia,” lanjut Budi.
Peningkatan fasilitas keselamatan, seperti rambu-rambu peringatan, titik istirahat darurat, serta jalur evakuasi, juga akan menjadi bagian dari pembenahan infrastruktur pendakian. Pemerintah tak ingin kejadian serupa terulang hanya karena kelalaian sistem atau fasilitas yang tak memadai.
“Keselamatan jiwa pendaki adalah prioritas. Jalur hanya dibuka kembali jika seluruh standar keamanan telah terpenuhi melalui koordinasi lintas instansi,” tegas Budi.
Budi pun mengajak masyarakat umum dan wisatawan, baik lokal maupun asing, untuk menghormati keputusan ini dan tidak memaksakan diri naik ke gunung demi menghindari risiko yang tidak diinginkan. Penutupan jalur ini bersifat sementara, namun dapat diperpanjang apabila hasil evaluasi menunjukkan belum terpenuhinya aspek keamanan secara menyeluruh.
Langkah penutupan ini muncul setelah serangkaian insiden pendakian yang memakan korban jiwa. Pada Rabu (16/7), seorang warga negara Swiss bernama Benedikt Emmenegger terjatuh di jalur Pelawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak, setelah memulai pendakian dari Jalur Sembalun sehari sebelumnya. Belum habis duka itu, esoknya, pendaki asal Belanda, Sarah Tamar Van Hulten, juga dilaporkan mengalami kecelakaan serupa.
Lebih jauh ke belakang, tragedi menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang kehilangan nyawanya usai tergelincir dan jatuh ke jurang sedalam 600 meter. Kejadian memilukan ini menggambarkan betapa ganas dan tidak terduganya medan Gunung Rinjani ketika dihadapi tanpa persiapan matang serta sistem pengamanan yang optimal.
Dengan ditutupnya seluruh jalur pendakian, pemerintah berharap ada perbaikan menyeluruh dan kesadaran kolektif akan pentingnya keselamatan dalam menjelajah alam bebas. Rinjani, yang selama ini menjadi magnet wisata pendakian, kini “diistirahatkan” sementara waktu, agar kelak bisa dinikmati kembali dengan lebih aman dan bertanggung jawab.