Asisten Medis AI Siap Dampingi Misi Luar Angkasa NASA

Sahrul

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama raksasa teknologi Google tengah menggarap sebuah terobosan di bidang kesehatan antariksa: asisten medis berbasis kecerdasan buatan. Proyek yang dinamai Crew Medical Officer Digital Assistant (CMO-DA) ini ibarat “dokter pendamping” yang setia berjaga di kabin pesawat luar angkasa, siap membantu kru ketika tidak ada tenaga medis di dekat mereka atau saat koneksi dengan Bumi terputus bak sinyal radio yang hilang di tengah galaksi.

Menurut laporan TechCrunch, Jumat (8/8/2025), sistem ini tidak sekadar berbasis teks seperti chatbot biasa, melainkan mampu memproses ucapan, teks, hingga gambar. Semua berjalan di lingkungan Vertex AI milik Google Cloud, memanfaatkan infrastruktur komputasi awan yang tangguh.

David Cruley, teknisi dari Unit Bisnis Google Public Sector, mengungkapkan bahwa proyek ini dibangun dalam kerangka perjanjian berlangganan layanan publik Google. Langganan tersebut sudah mencakup biaya pemakaian cloud, fasilitas pengembangan aplikasi, serta proses pelatihan model AI.

Kolaborasi Teknologi dan Sains

NASA tak hanya menjadi pengguna, tetapi juga ikut menyempurnakan kode sumber aplikasi ini. Dengan dukungan Vertex AI, mereka dapat memanfaatkan berbagai model AI buatan Google maupun mitra pihak ketiga.

CMO-DA telah diuji dalam tiga skenario medis yang cukup berbeda: cedera pergelangan kaki, rasa nyeri di area panggul, dan sakit telinga. Uji coba dilakukan oleh tiga dokter, termasuk salah satunya seorang astronaut, yang menilai mulai dari proses pemeriksaan awal, pengumpulan riwayat kesehatan, penalaran klinis, hingga tindakan penanganan pasien.

Tahapan pengembangannya akan dilakukan bertahap. Salah satu rencana besar NASA adalah mengintegrasikan data dari perangkat medis secara langsung dan melatih sistem agar mampu merespons kondisi khusus di ruang angkasa, seperti efek gravitasi mikro terhadap tubuh manusia.

Cruley belum mengungkap secara pasti apakah Google akan mengejar izin resmi untuk pemakaian sistem ini di fasilitas kesehatan Bumi. Namun, ia menilai langkah tersebut adalah perkembangan alami jika kelak sistem ini terbukti andal saat digunakan di orbit.

Akurasi di Atas 70 Persen

Mengutip data dari AInvest, Sabtu (9/8/2025), uji coba pada tiga kasus medis menunjukkan tingkat akurasi antara 74 hingga 88 persen. Angka ini menjadi sinyal awal bahwa teknologi tersebut mampu menjadi “kotak P3K digital” yang pintar dan adaptif.

Kedepannya, sistem ini akan diperluas dengan sumber data tambahan dan kemampuan deteksi masalah kesehatan yang lebih spesifik terhadap risiko lingkungan antariksa. Hal ini penting karena dalam misi luar angkasa jarak jauh, komunikasi dengan Bumi bisa tertunda hingga 20 menit, sehingga penanganan mandiri menjadi mutlak.

Kerja sama ini dijalankan di bawah skema harga tetap dari program Sektor Publik Google, yang meliputi layanan cloud, pengembangan aplikasi, serta pelatihan model AI. Dengan CMO-DA, NASA berharap setiap astronaut dapat menjadi “dokter bagi dirinya sendiri” saat berada di ribuan kilometer dari rumah, di mana satu-satunya tetangga hanyalah bintang-bintang.

Also Read

Tags