Hamas memberikan reaksi tegas setelah beberapa negara Barat secara resmi menyatakan pengakuan terhadap kenegaraan Palestina. Kelompok yang berpusat di Gaza itu menilai langkah politik tersebut merupakan pijakan penting bagi perjuangan rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak atas tanah, tempat suci, serta cita-cita mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kota.
Dalam pernyataannya, Hamas menekankan bahwa pengakuan simbolis semacam ini tidak boleh berhenti pada tataran retorika diplomatik semata. Mereka menuntut agar pengakuan itu segera ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret yang mengarah pada penghentian serangan militer Israel di Gaza. Selain itu, Hamas juga menolak keras proyek pembangunan dan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat yang hingga kini masih diduduki.
Melansir Al Jazeera, kelompok tersebut mendorong lembaga internasional, termasuk PBB, agar mengambil sikap lebih tegas. Hamas menyerukan komunitas dunia untuk “menghentikan segala bentuk kerja sama dan koordinasi” dengan Israel. Tidak hanya itu, mereka juga menginginkan adanya pemberian sanksi internasional terhadap Israel, berupa “tindakan hukuman” serta upaya membawa para pemimpinnya ke meja hijau atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Mahmud Mardaw, salah satu pejabat senior Hamas, turut memberikan komentarnya. Ia menegaskan bahwa pengakuan Palestina oleh negara-negara Barat membawa arti penting bagi perjuangan yang telah berlangsung puluhan tahun. “Perkembangan ini merupakan kemenangan bagi hak-hak Palestina dan keadilan perjuangan kami,” ucap Mardaw kepada kantor berita AFP.
Hamas dalam komunike resminya pada Minggu (21/9) menambahkan bahwa pengakuan tersebut tetap harus diiringi langkah nyata. Menurut mereka, tindakan nyata itu mencakup penghentian segera “perang genosida yang dilancarkan terhadap rakyat kami di Jalur Gaza dan menghadapi proyek aneksasi serta yudaisasi yang sedang berlangsung di Tepi Barat dan Yerusalem.”
Sejumlah negara seperti Inggris, Kanada, Portugal, dan Australia kini telah resmi memberikan pengakuan terhadap Palestina sebagai sebuah negara. Pengakuan tersebut muncul menjelang Sidang Majelis Umum PBB yang akan digelar pekan ini, sebuah momentum penting yang dipandang akan menjadi sorotan dunia.
Namun, pengakuan ini hadir di tengah bayang-bayang agresi Israel yang kian masif. Rencana perluasan permukiman di wilayah Tepi Barat yang masih dalam cengkeraman pendudukan serta intensitas serangan di Gaza menegaskan bahwa jalan menuju perdamaian masih terjal dan dipenuhi batu sandungan.
Bagi Hamas, pengakuan internasional hanyalah awal dari perjalanan panjang. Mereka menuntut dunia untuk tidak sekadar menjadi penonton, melainkan turut memastikan rakyat Palestina benar-benar bisa merasakan kebebasan dan kemerdekaan yang selama ini mereka perjuangkan dengan darah dan air mata.






