Langkah Portugal mengakui Palestina sebagai sebuah negara berdaulat menambah panjang daftar negara Barat yang menyuarakan pengakuan serupa. Keputusan ini menegaskan posisi Portugal dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina, sekaligus mempertegas arah kebijakan luar negerinya yang konsisten.
Menteri Luar Negeri Portugal, Paulo Rangel, menyampaikan sikap negaranya di hadapan awak media di New York, menjelang Sidang Umum PBB tahunan. “Oleh karena itu, mengakui negara Palestina merupakan pemenuhan kebijakan yang fundamental, konsisten, dan disepakati secara luas,” kata Rangel, dilansir AFP, Senin (22/9/2025).
Ia menegaskan bahwa negaranya mendukung penuh solusi dua negara, sebagai jalan paling rasional untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. “Portugal menganjurkan solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan abadi, yang mendorong koeksistensi dan hubungan damai antara Israel dan Palestina,” tambahnya.
Inggris, Australia, dan Kanada Lebih Dulu Ambil Langkah
Sebelum Portugal, Inggris lebih dulu mendeklarasikan pengakuan Palestina. Perdana Menteri Keir Starmer mengumumkannya melalui pernyataan resmi yang dipublikasikan di media sosial. “Hari ini, untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian bagi Palestina dan Israel, serta solusi dua negara, Inggris secara resmi mengakui negara Palestina,” kata Starmer, Minggu (21/9).
Australia juga tidak ketinggalan. Perdana Menteri Anthony Albanese bersama Menteri Luar Negeri Penny Wong menyatakan bahwa pengakuan tersebut adalah dukungan terhadap aspirasi panjang rakyat Palestina untuk memiliki negara merdeka. “Dengan demikian, Australia mengakui aspirasi sah dan lama rakyat Palestina untuk memiliki negara sendiri,” ujar Albanese dan Wong dalam pernyataan bersama yang dilansir CNN.
Mereka juga menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya global untuk mencari jalan keluar yang lebih konstruktif dari konflik. “Pengakuan Australia atas Palestina merupakan bagian dari ‘upaya internasional terkoordinasi untuk membangun momentum baru bagi solusi dua negara, dimulai dengan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan para sandera yang disandera dalam kekejaman 7 Oktober 2023,'” lanjut pernyataan tersebut.
Tak hanya Inggris dan Australia, Kanada pun ikut mengumumkan sikapnya. Perdana Menteri Mark Carney menyatakan negaranya mendukung penyelesaian damai dan siap membangun kerja sama erat dengan Palestina maupun Israel. “Kanada mengakui Negara Palestina dan menawarkan kemitraan kami dalam membangun janji masa depan yang damai bagi Negara Palestina dan Negara Israel,” ujarnya lewat unggahan di X.
Momentum Baru bagi Perdamaian
Serangkaian pengakuan dari negara-negara Barat ini dianggap sebagai titik balik penting dalam dinamika diplomasi internasional. Jika sebelumnya pengakuan Palestina banyak datang dari negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan Asia, kini dukungan mulai merambah ke negara-negara dengan pengaruh besar di panggung global.
Dengan Portugal bergabung bersama Inggris, Australia, dan Kanada, dukungan untuk Palestina di PBB diyakini akan semakin kuat. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama terkait kebijakan Israel yang masih memperluas permukiman di Tepi Barat dan melanjutkan operasi militer di Gaza.
Bagi rakyat Palestina, pengakuan ini ibarat setetes air yang menyejukkan di tengah padang pasir konflik berkepanjangan. Dukungan tersebut bukan hanya simbol, melainkan dorongan moral dan politik yang bisa membuka jalan bagi solusi damai yang telah lama diidamkan.