Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan instruksi tegas yang menjadi sinyal kuat arah penegakan hukum di awal pemerintahannya. Dalam momentum bersejarah di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Rabu (29/10), Prabowo secara langsung memimpin pemusnahan barang bukti narkoba dan menyampaikan tiga perintah khusus kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Tiga hal ada yang memimpin untuk saya, satu pemberantasan narkoba, dua penyelundupan, tiga judi online,” jelasnya.
Instruksi tersebut bukan sekadar seruan formal, melainkan penegasan visi besar Prabowo terhadap masa depan bangsa. Ia memandang bahwa kejahatan terorganisir seperti narkoba, penyelundupan, dan judi online adalah virus sosial yang mampu melumpuhkan sendi ekonomi, moral, dan generasi muda Indonesia.
Dalam pidatonya, Prabowo memberikan apresiasi terhadap capaian Polri dalam mengungkap kasus narkoba dengan total barang bukti mencapai 214,84 ton. Angka tersebut mencerminkan skala ancaman yang luar biasa besar terhadap keamanan nasional.
“Nilai uangnya adalah Rp29,37 triliun dan bila tidak berhasil mereka cegah atau mereka sita itu bisa digunakan oleh 629 juta manusia. Berarti lebih dari dua kali bangsa Indonesia hampir dua kali,” ujarnya.
Prabowo menyebut narkoba bukan sekadar masalah hukum, melainkan ancaman strategis terhadap masa depan bangsa. Ia menegaskan bahwa ketika negara tidak mampu mengendalikan peredaran narkotika, maka mustahil Indonesia dapat berdiri sejajar dengan negara-negara maju.
“Saudara-saudara masalah narkoba ini sangat-sangat strategis kalau kita kalah tidak mungkin kita menjadi negara maju tidak mungkin,” katanya.
Pernyataan tersebut menjadi refleksi bahwa perang melawan narkoba bukan sekadar penindakan, melainkan juga perjuangan mempertahankan eksistensi bangsa. Dalam pandangan Prabowo, narkoba adalah musuh tak kasatmata yang merayap diam-diam menghancurkan generasi dan menjerat masyarakat dari berbagai lapisan sosial.
Tak hanya menyoroti peredaran narkoba, Prabowo juga memberikan perhatian pada penyelundupan dan judi online. Dua hal tersebut dinilainya sebagai bentuk pelanggaran hukum yang merusak fondasi ekonomi serta moral bangsa. Dalam arahannya, ia meminta Kapolri untuk menindak tegas jaringan pelaku tanpa pandang bulu, termasuk mereka yang bersembunyi di balik teknologi digital atau kekuasaan ekonomi.
Lebih lanjut, Prabowo memberikan penghargaan atas langkah konkret Polri yang berhasil mengubah 228 kampung narkoba menjadi 118 kampung bebas narkoba dalam waktu setahun. Upaya ini disebutnya sebagai bentuk nyata perjuangan aparat di lapangan yang pantang menyerah menghadapi tantangan besar.
“Terima kasih sekali lagi atas kerja keras saudara-saudara perjalanan dan masih jauh tantangannya sangat besar,” pungkasnya.
Dengan pernyataan tegas itu, Prabowo seolah menyalakan obor perang melawan kejahatan terorganisir yang selama ini menjadi duri dalam kemajuan bangsa. Arahan tersebut juga menjadi ujian awal bagi institusi Polri untuk membuktikan keseriusannya dalam menjaga stabilitas nasional dan menegakkan hukum tanpa kompromi.
Kini, di bawah komando Presiden Prabowo, masyarakat menanti bagaimana tiga instruksi besar—pemberantasan narkoba, penyelundupan, dan judi online—akan diterjemahkan menjadi aksi nyata di lapangan. Sebab, bagi Prabowo, kemenangan dalam tiga medan perang tersebut bukan hanya tentang hukum, melainkan juga tentang martabat dan masa depan Indonesia itu sendiri.
 
					





