Fenomena tak biasa tengah terjadi di langit Amerika Serikat (AS). Ketika banyak bandara sibuk menata ulang jadwal akibat kekacauan penerbangan komersial, justru layanan sewa jet pribadi mencatat lonjakan tajam dalam beberapa pekan terakhir. Gelombang peningkatan ini muncul seiring efek domino dari government shutdown yang telah melumpuhkan sebagian besar operasional pemerintahan federal sejak 1 Oktober 2025.
Kondisi shutdown — atau penghentian kegiatan pemerintahan pusat karena gagalnya pengesahan anggaran oleh Kongres — membuat roda administrasi publik tersendat. Akibatnya, sejumlah layanan vital ikut terseret dalam kelumpuhan, termasuk sektor transportasi udara yang kini menjadi sorotan nasional.
Di tengah situasi penuh ketidakpastian itu, masyarakat yang membutuhkan mobilitas cepat mulai melirik jalur alternatif: jet pribadi. Menurut Andrew Collins, CEO Flexjet — perusahaan penyedia layanan kepemilikan fraksional dan penyewaan jet pribadi — permintaan melonjak drastis hanya dalam hitungan hari.
“Jumlahnya melonjak pada Oktober, dan terus melonjak,” ujar Collins dalam sebuah wawancara.
Flexjet mencatat lonjakan signifikan pada awal November. Dalam tujuh hari pertama bulan itu, jam operasional perusahaan meningkat 42 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Padahal, rata-rata pertumbuhan tahunan mereka biasanya hanya sekitar 20 persen. Unit bisnis carter mereka, FXAIR, bahkan membukukan peningkatan pendapatan hingga 56 persen pada Oktober, serta kenaikan tahunan sebesar 17 persen.
Fenomena ini terjadi seiring kondisi penerbangan komersial yang semakin tidak menentu. Berdasarkan data FlightAware, lebih dari 17.000 penerbangan komersial mengalami penundaan selama akhir pekan lalu. Penyebab utamanya adalah kekurangan besar-besaran tenaga kerja di fasilitas kontrol lalu lintas udara, yang mengatur pergerakan pesawat di berbagai wilayah.
Masalah semakin rumit setelah pemerintahan Presiden Donald Trump memerintahkan maskapai penerbangan komersial untuk memangkas jadwal mereka hingga 4 persen di 40 bandara utama AS. Kebijakan ini diprediksi dapat meningkat menjadi 10 persen pada akhir pekan, dengan alasan tekanan berat terhadap pengendali lalu lintas udara yang harus bekerja tanpa jeda.
Ironisnya, para petugas pengatur lalu lintas udara tersebut tetap diwajibkan bekerja di tengah krisis, meski tidak menerima gaji sejak shutdown dimulai. Kondisi itu menciptakan efek domino berupa kelelahan kerja, penundaan penerbangan, hingga kekacauan di terminal.
Ketika penumpang komersial berjuang menghadapi antrean panjang dan penerbangan tertunda, layanan-layanan alternatif seperti penyewaan mobil Hertz juga ikut kebanjiran permintaan. Banyak pelancong memilih menyewa mobil satu arah untuk menghindari penundaan. Namun, bagi kalangan berduit, pilihan paling efisien tetap jatuh pada jet pribadi — simbol kebebasan udara di tengah kekacauan transportasi massal.
Collins menilai, meskipun korelasi antara lonjakan permintaan jet pribadi dan government shutdown sangat kuat, masih terlalu dini untuk menyimpulkan hubungan sebab-akibatnya.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan pesanan juga datang dari penyewa jet fraksional yang memesan secara mendadak, bahkan hanya 10 jam sebelum keberangkatan. Fenomena ini menggambarkan tingginya tingkat urgensi di kalangan penumpang premium yang tidak bisa menunggu penerbangan komersial kembali stabil.
Namun, seiring meningkatnya lalu lintas udara bisnis, Badan Penerbangan Federal (FAA) mulai menyiapkan kebijakan pembatasan. Menurut Asosiasi Penerbangan Bisnis Nasional (NBAA), FAA berencana membatasi pergerakan jet pribadi di 12 bandara utama mulai Senin (10/11/2025) untuk mencegah penumpukan lalu lintas.
Meski begitu, operator jet pribadi masih memiliki keunggulan fleksibilitas. Tidak seperti maskapai komersial yang bergantung pada bandara besar, jet pribadi biasanya beroperasi melalui bandara sekunder atau transit yang lebih sepi, memungkinkan perjalanan tetap efisien meski langit sedang padat.
“Oleh karena rute penerbangan bisnis tidak tetap, bandara transit dapat digunakan agar tidak membebani pusat-pusat komersial utama, dan bisa mengantar orang-orang ke tempat tujuan mereka dari titik-titik terdekat,” ujar Flexjet.
Lonjakan mendadak dalam pasar jet pribadi ini menjadi cerminan bagaimana ketidakstabilan politik dapat mengguncang sistem transportasi nasional. Bagi sebagian orang, langit kini bukan hanya ruang perjalanan, tapi juga arena eksklusif untuk menghindari badai kebijakan pemerintah yang tengah menggantung nasib sektor penerbangan komersial Amerika Serikat.






