Ketegangan konflik Rusia–Ukraina kembali mencapai titik mendidih. Pada Jumat (14/11/2025), Ukraina melancarkan salah satu serangan drone terbesar sejak perang pecah pada 2022. Lebih dari 215 drone dikirimkan ke berbagai wilayah Rusia, menciptakan gelombang tekanan baru di medan perang dan mengetuk alarm di sejumlah kota.
Mengutip laporan Al-Jazeera, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa 66 drone diarahkan ke wilayah Krasnodar, sebuah kawasan strategis di selatan. Tidak berhenti di situ, 45 unit lainnya menghujani Oblast Saratov yang berada di bagian tenggara negara tersebut. Serangan yang tersebar ke banyak titik ini memperlihatkan bagaimana Kyiv meningkatkan skala dan intensitas operasi militernya.
Rusia menyebut bahwa sebagian besar serangan tersebut difokuskan pada infrastruktur energi, sektor vital yang berkali-kali menjadi sasaran dalam eskalasi perang. Di Volgograd, serangan turut menyasar kepala wilayah administratif, memperluas dampak dari operasi udara tanpa awak yang dilakukan Ukraina.
Status Darurat Ditetapkan di Novorossiysk
Salah satu titik yang paling merasakan dampak adalah Novorossiysk, sebuah kota pelabuhan penting Rusia. Serangan yang mengguncang kota itu memaksa wali kota setempat mengambil langkah drastis.
“Keputusan ini diambil menyusul serangan pesawat nirawak Ukraina,” menurut kantor berita TASS.
Wali kota menambahkan bahwa “Sebuah pos keamanan sementara telah dikerahkan di kota tersebut setelah beberapa gedung apartemen rusak akibat serangan tersebut.” Serangan ini membuat Novorossiysk berada dalam kondisi siaga penuh, meskipun laporan awal menyebut tidak ada kerusakan signifikan terhadap fasilitas kritis.
Media lokal Rusia sempat melaporkan bahwa serpihan drone jatuh di sebuah terminal gandum di pelabuhan Novorossiysk. Walau insiden itu tidak menyebabkan kehancuran besar, kejatuhan puing-puing tersebut menunjukkan betapa dekatnya serangan ini dengan fasilitas logistik yang menjadi nadi ekonomi pelabuhan.
Belgorod Ikut Jadi Sasaran
Tidak hanya wilayah selatan dan tenggara, Belgorod—yang berbatasan langsung dengan Ukraina—juga menjadi sasaran serangan. Sejumlah warga dilaporkan mengalami luka-luka, termasuk satu kendaraan yang terkena hantaman drone. Serangkaian insiden ini mempertegas bahwa serangan Ukraina kali ini dilakukan secara luas dan simultan.
Respons Balik atas Serangan Moskow ke Kyiv
Serangan besar-besaran Ukraina ini terjadi sehari setelah Moskow melancarkan gempuran yang tidak kalah intensif terhadap ibu kota Ukraina. Dalam serangan Kamis lalu, Rusia dikabarkan meluncurkan 430 drone dan 18 rudal ke Kyiv, menjadikannya salah satu serangan udara terbesar tahun ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengecam keras tindakan tersebut.
“Ini adalah serangan yang sengaja diperhitungkan dan bertujuan untuk menimbulkan kerugian sebesar-besarnya terhadap masyarakat dan infrastruktur sipil,” katanya.
Pernyataan itu menggambarkan saling balas serangan yang berada pada titik paling rawan sejak perang dimulai. Kyiv tampak berupaya menunjukkan bahwa mereka juga memiliki kemampuan untuk mengguncang infrastruktur vital dan pusat strategis Rusia.
Eskalasi yang Kian Meningkat
Dengan kedua belah pihak meningkatkan jumlah drone dan rudal dalam waktu berdekatan, konflik ini kembali memasuki fase intensifikasi serangan udara. Serangan saling balas dalam dua hari berturut-turut memperlihatkan bahwa diplomasi masih jauh dari jangkauan, sementara risiko dampak kemanusiaan terus membayangi.
Serangan Ukraina ke lebih dari 215 titik ini tidak hanya menunjukkan strategi perang jarak jauh yang semakin diandalkan, tetapi juga menegaskan bahwa kedua negara terus memperluas spektrum peperangan ke wilayah-wilayah yang sebelumnya dianggap aman.
Eskalasi terbaru ini menjadi sinyal bahwa konflik Rusia–Ukraina masih jauh dari penyelesaian, dan dunia masih harus menyaksikan babak-babak berikutnya dari perang yang seolah tak mengenal rem.






