Samsung Electronics kembali mengguncang industri teknologi dengan menampilkan perangkat lipat terbaru yang selama ini hanya hadir dalam bocoran dan spekulasi: Galaxy Z TriFold. Ponsel ini hadir sebagai inovasi yang melampaui tradisi smartphone lipat sebelumnya, dengan dua engsel yang memungkinkan layar terbuka menjadi bidang seluas 10 inci—ibarat membawa tablet dalam genggaman yang bisa dilipat menjadi ukuran saku.
Dalam presentasi resminya pada Selasa, Samsung menegaskan bahwa kehadiran TriFold menjadi langkah besar untuk memperluas lini produk lipat mereka yang selama bertahun-tahun mendominasi pasar global. Saat dilipat, perangkat ini menampilkan layar sampul berukuran 6,5 inci, serupa dengan tampilan Galaxy Z Fold 7. Pendekatan ini, kata Samsung Electronics, memberi fleksibilitas bagi pengguna untuk menyesuaikan perangkat sesuai kebutuhan, mulai dari komunikasi ringan hingga multitasking kelas profesional.
Perangkat debut ini hanya hadir dalam satu varian, yaitu 512 GB penyimpanan dengan pilihan warna hitam. Samsung membanderolnya senilai 3,59 juta won atau sekitar Rp40,64 juta, menjadikannya produk premium yang menyasar pengguna yang menginginkan teknologi terdepan.
Tidak hanya mengandalkan layar yang dapat berubah bentuk, Galaxy Z TriFold juga diklaim sebagai perangkat lipat tertipis Samsung. Ketebalannya hanya 12,9 mm saat terlipat dan 3,9 mm ketika dibuka, menciptakan kesan futuristik sekaligus praktis.
“(Ketipisan) Galaxy Z TriFold bukan hanya sekadar angka. Itu mencerminkan upaya mempertimbangkan bahkan 0,1 milimeter untuk melampaui batas teknologi sambil mempertahankan durabilitas, performa, dan kamera,” kata Kepala Perencanaan Produk Ponsel Pintar Samsung Electronics Kang Min-seok dalam konferensi pers di Seoul, Korea Selatan.
Keunggulan lain terdapat pada dapur pacunya. Samsung menyematkan chipset Snapdragon 8 Elite Mobile Platform for Galaxy, yang dioptimalkan untuk struktur lipat ke dalam. Selain memberikan proteksi tambahan bagi layar, perangkat ini juga dibekali sistem peringatan berupa getaran dan alarm jika menemukan kejanggalan pada mekanisme lipatannya.
Bobot Galaxy Z TriFold mencapai 309 gram, dan perangkat akan mulai tersedia di pasaran pada 12 Desember. Peluncuran globalnya dijadwalkan menyusul untuk negara seperti China, Taiwan, Singapura, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat. Terkait ekspansi ke pasar lain, Kang menjelaskan, “Kami mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk seberapa cepat konsumen ingin mengadopsi ponsel pintar trifold.”
Pada sektor tenaga, Samsung meningkatkan kapasitas baterai hingga 5.600mAh, yang merupakan yang terbesar di jajaran ponsel lipat Galaxy. Perangkat ini sudah mendukung pengisian cepat 45W, yang diklaim mampu mengisi energi hingga 50 persen dalam waktu hanya 30 menit.
Dari sisi konstruksi, TriFold menghadirkan Armor Flex Hinge, engsel berbahan titanium yang dirancang untuk mengoptimalkan ketahanan lipatan. “Berdasarkan keahlian Samsung dalam perangkat lipat, Galaxy Z TriFold menawarkan durabilitas yang dioptimalkan untuk struktur lipatnya,” ujar Kang, seraya menekankan bahwa ponsel ini telah melewati pengujian hingga 200.000 kali lipatan. Sementara bodinya diperkuat dengan polimer yang dipadukan serat kaca keramik untuk menambah kekokohan.
Wakil Presiden Eksekutif Samsung Electronics, Lim Seong-taek, turut menyampaikan bahwa pengembangan TriFold dilakukan dengan mempertimbangkan kenaikan biaya produksi tanpa memaksakan harga jual terlalu tinggi. Ia menegaskan bahwa perangkat ini memiliki nilai yang berbeda dibandingkan ponsel lipat lain. “Perangkat ini mirip dengan edisi khusus. Kami menyiapkannya untuk pengguna yang benar-benar menginginkannya daripada mengejar produksi massal,” kata Lim tanpa menyebutkan target penjualannya.
Samsung juga memperkuat sisi kecerdasan buatan (AI) di perangkat ini, terutama untuk memaksimalkan pengalaman layar besar. Contohnya, pengguna dapat melihat teks asli dan hasil terjemahan secara berdampingan melalui aplikasi Samsung Internet. Aplikasi Samsung Health juga tampil dengan antarmuka lebih intuitif yang memberi informasi kesehatan secara mendalam.
Keleluasaan multitasking menjadi daya tarik lain. Pengguna bisa membagi layar hingga tiga bagian sekaligus, memudahkan untuk menjalankan berbagai aplikasi dalam satu waktu—mirip membawa workstation kecil di tangan.
Dengan seluruh inovasi yang ditawarkan, Galaxy Z TriFold bukan hanya sekadar ponsel lipat, melainkan gambaran masa depan perangkat mobile yang semakin adaptif ibarat kertas digital yang bisa ditekuk sesuai kebutuhan. Samsung tampaknya ingin menegaskan bahwa masa depan layar lipat masih panjang, dan TriFold bisa menjadi batu loncatan untuk dunia smartphone generasi berikutnya.






