Ancol Resmi Hentikan Pertunjukan Kembang Api Saat Malam Tahun Baru

Sahrul

Manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengambil langkah berbeda dalam menyambut malam pergantian tahun pada Rabu (31/12). Ikon wisata Jakarta itu memutuskan untuk tidak menggelar pertunjukan kembang api, sebuah atraksi yang biasanya menjadi simbol kemeriahan penutup tahun. Keputusan tersebut diambil sebagai wujud empati dan rasa duka mendalam atas bencana yang melanda wilayah Sumatera.

Alih-alih menghiasi langit dengan cahaya warna-warni, Ancol memilih menundukkan sorak sorai demi menghormati kesedihan yang tengah dirasakan banyak keluarga terdampak musibah. Langkah ini mencerminkan sikap bahwa perayaan bukan semata soal pesta, tetapi juga tentang kepekaan terhadap penderitaan sesama.

“Kami ikut berduka mendalam atas bencana di Sumatera dan turut merasakan keprihatinan dan kesedihan atas musibah yang terjadi serta mendoakan keselamatan dan kekuatan bagi seluruh korban dan keluarga terdampak,” kata Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk Daniel Windriatmoko di Jakarta, Selasa.

Daniel menjelaskan, peniadaan kembang api merupakan bentuk nyata kepedulian kemanusiaan. Padahal, pertunjukan tersebut sebelumnya dirancang sebagai pesta kembang api berskala besar untuk menyambut detik-detik pergantian tahun. Namun, manajemen menilai makna kebersamaan akan terasa lebih dalam bila euforia digantikan dengan sikap saling menguatkan.

Keputusan tersebut, lanjutnya, telah melalui pertimbangan matang agar pergantian tahun tetap menjadi momen reflektif yang sejalan dengan nilai solidaritas dan rasa persaudaraan sebagai satu bangsa. Meski demikian, Ancol menyadari bahwa perayaan tahun baru telah lama dinantikan masyarakat.

Oleh karena itu, sejumlah agenda tetap dijalankan. Rangkaian acara seperti Konser Peduli Sumatera di Pantai Carnaval Ancol yang menghadirkan Dewa 19 feat Ello, Helloband, FiveMinutes, serta Konser New Palapa di Pantai Festival tetap digelar. Namun, nuansa yang dihadirkan diarahkan bukan sekadar hiburan, melainkan ruang kebersamaan yang sarat doa, donasi, dan refleksi, layaknya pelita kecil di tengah suasana duka.

“Kami mengajak seluruh pengunjung untuk menjadikan pergantian tahun ini sebagai momen perenungan dan doa bersama, seraya menumbuhkan harapan baru bahwa dengan kebersamaan dan kepedulian, kita dapat saling menguatkan dan bangkit menghadapi masa depan,” kata dia.

Kebijakan Ancol sejalan dengan sikap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo sebelumnya menegaskan bahwa perayaan malam tahun baru di ibu kota tidak akan diwarnai pesta kembang api.

“Saya segera memutuskan kembang api, menurut saya, nggak perlu ada. Jadi pakai (atraksi) drone saja cukup,” kata Pramono.

Meski tanpa dentuman kembang api, Pramono menekankan bahwa perayaan pergantian tahun tetap perlu diselenggarakan, meskipun dengan konsep yang lebih sederhana. Menurutnya, Jakarta memiliki posisi strategis sebagai ibu kota negara sekaligus kota global yang menjadi sorotan dunia internasional.

Di sisi lain, Pramono menegaskan pemerintah tidak akan membatasi masyarakat dalam mengekspresikan rasa syukur menyambut tahun baru dengan cara masing-masing.

“Saya juga tidak ingin semua orang kemudian harus, nggak boleh bersyukur dengan cara yang lain. Karena bagaimanapun, Jakarta sebagai ibu kota negara akan dilihat negara-negara lain. Maka saya akan meminta tim khusus untuk menyiapkan itu,” ujar Pramono.

Dengan pendekatan tersebut, pergantian tahun di Jakarta diharapkan tetap berjalan khidmat dan bermakna, menghadirkan harapan baru tanpa melupakan rasa empati terhadap saudara-saudara yang tengah tertimpa musibah.

Also Read

Tags