Para astronom baru saja mengungkap salah satu lubang hitam terbesar yang pernah terdeteksi, dengan massa mencapai 36 miliar kali lipat dari Matahari. Lubang hitam kolosal ini bersembunyi dalam sebuah formasi kosmik yang dikenal sebagai “Cosmic Horseshoe”. Penemuan ini memberikan wawasan segar mengenai bagaimana lubang hitam ultramassif bisa muncul dan berevolusi dalam jagat raya.
Cosmic Horseshoe sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 2007, terdiri dari dua galaksi yang terletak di rasi bintang Leo. Fenomena ini memancarkan cincin cahaya yang mengitari galaksi di latar depan, sebuah efek yang disebut “Einstein ring”. Cincin tersebut tercipta berkat efek lensa gravitasi—fenomena di mana gravitasi dari galaksi besar membelokkan serta memperbesar cahaya dari galaksi yang posisinya lebih jauh di belakang.
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert Einstein pada tahun 1915 melalui teori relativitas umum. Teori ini menjelaskan bagaimana objek bermassa besar mampu membengkokkan ruang dan waktu, memengaruhi jalur pergerakan cahaya dan materi di sekitarnya.
Bagaimana Lubang Hitam Ini Ditemukan?
Untuk memastikan keberadaan lubang hitam raksasa di Cosmic Horseshoe, para ilmuwan memanfaatkan data dari Multi Unit Spectroscopic Explorer (MUSE) di Gurun Atacama, Chili, dan citra dari Teleskop Luar Angkasa Hubble. Mereka mengkaji efek lensa gravitasi yang sangat intens dari galaksi LRG 3-757—galaksi dengan massa 100 kali lebih besar daripada Bima Sakti.
Hasil analisis menunjukkan bahwa satu-satunya penjelasan logis dari data yang terkumpul adalah keberadaan lubang hitam ultramassif. “Keberadaan lubang hitam ini sangat penting untuk menjelaskan bagaimana kedua set data ini dapat cocok satu sama lain,” tulis para peneliti dalam studi mereka yang dirilis pada 19 Februari di arXiv.
Salah Satu Lubang Hitam Terbesar yang Pernah Ada
Dengan bobot mencapai 36 miliar kali massa Matahari, lubang hitam ini masuk dalam jajaran lubang hitam terbesar yang pernah diidentifikasi. Sebagai gambaran, Ton 618—lubang hitam terbesar yang diketahui saat ini—memiliki massa sekitar 66 miliar kali Matahari, sementara lubang hitam di pusat gugus galaksi Holm 15A memiliki massa sekitar 44 miliar kali Matahari.
Misteri mengenai bagaimana lubang hitam raksasa di Cosmic Horseshoe bisa terbentuk masih menjadi teka-teki besar. Pergerakan bintang di sekitar lubang hitam tersebut terpantau lebih lambat dan stabil daripada yang diperkirakan, memunculkan beberapa hipotesis:
- Beberapa bintang mungkin telah terlempar keluar akibat tabrakan antar galaksi di masa lampau.
- Lubang hitam ini mungkin pernah mengeluarkan semburan energi dalam bentuk jet, yang kemudian memperlambat proses kelahiran bintang baru.
- Ada kemungkinan lubang hitam ini melahap bintang-bintang di sekitarnya secara agresif pada awal pembentukannya.
Harapan Baru dengan Misi Euclid
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, para astronom berharap banyak pada data dari teleskop luar angkasa Euclid. Misi Euclid yang berlangsung selama enam tahun bertujuan memetakan sepertiga langit malam dan mengamati lebih dari satu miliar galaksi yang usianya mencapai 10 miliar tahun.
Setelah misi ini selesai, para ilmuwan akan membuat dua peta penting:
- Peta Einstein rings, untuk memahami bagaimana lensa gravitasi memengaruhi berbagai galaksi.
- Peta gelombang kejut baryon acoustic oscillations, yang berpotensi membantu melacak keberadaan materi gelap dan energi gelap—dua unsur misterius yang dipercaya membentuk sebagian besar alam semesta dan bertanggung jawab atas percepatan ekspansinya.
“Misi Euclid diperkirakan akan menemukan ratusan ribu lensa gravitasi dalam lima tahun ke depan,” tulis para peneliti. “Penemuan ini akan membantu kita lebih memahami evolusi galaksi dan interaksi antara materi biasa serta materi gelap di alam semesta.”
Penemuan lubang hitam raksasa di Cosmic Horseshoe ini tak hanya mengungkap rahasia baru tentang alam semesta, tetapi juga membuka pintu bagi penelitian lebih dalam mengenai bagaimana entitas kosmik masif ini lahir dan berkembang di ruang angkasa yang tak terhingga.