Diam-Diam Diborong Investor AS, Saham Bakrie Jadi Sorotan Pasar

Sahrul

Pergerakan senyap investor global kembali mengguncang bursa Tanah Air. BlackRock Inc., salah satu perusahaan manajemen aset terbesar di dunia, terpantau memperbesar kepemilikannya di PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten batu bara yang merupakan bagian dari kongsi Grup Bakrie dan Salim. Langkah ini menjadi sorotan karena dilakukan di tengah reli harga saham BUMI yang mencetak lonjakan fantastis sepanjang beberapa bulan terakhir.

Data Bloomberg hingga perdagangan Senin (8/12/2025) menunjukkan bahwa porsi saham BUMI yang digenggam BlackRock meningkat dari 1,89 miliar lembar menjadi 1,91 miliar saham. Kenaikan ini tercatat setelah institusi asal Amerika Serikat itu membeli tambahan 17.956 lembar saham. Aksi akumulasi tersebut memperpanjang kehadiran BlackRock yang pertama kali masuk ke saham BUMI pada Maret 2024 dengan harga rata-rata Rp102,06 per saham.

Sebagai raksasa pengelola dana global, BlackRock mengurus lebih dari US$10 triliun aset. Setiap pergerakannya di pasar modal kerap menjadi rujukan investor lain, bak jarum kompas yang menentukan arah angin investasi dunia. Karena itu, aksi senyap ini memunculkan berbagai dugaan: dari spekulasi sinyal optimisme jangka panjang hingga strategi memanfaatkan momentum reli harga yang sedang menggeliat.

Tidak bisa dipungkiri, performa saham BUMI belakangan memang melaju bak kuda pacu. Perdagangan Rabu (10/12/2025) mencatat harga BUMI melambung hampir 20% ke level Rp326 per saham. Jika ditarik garis sebulan terakhir, saham ini telah reli 131%, sementara sejak awal tahun kenaikannya bahkan menembus 176%. Pergerakan spektakuler ini membuat BUMI menjadi salah satu saham batu bara paling bersinar di Bursa Efek Indonesia sepanjang 2025.

Dari sisi transaksi, November lalu menjadi bulan paling ramai dalam satu dekade. Nilai transaksi saham BUMI mencatatkan angka Rp39,53 triliun, naik hampir empat kali lipat dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di kisaran Rp10,50 triliun. Lonjakan itu seolah memperlihatkan bahwa investor tengah berbondong-bondong naik ke “kereta cepat” reli BUMI.

Jika dicermati pada aspek fundamental, kinerja keuangan perusahaan mencerminkan perbaikan signifikan. Hingga akhir September 2025, pendapatan BUMI meningkat 11,9% year-on-year menjadi US$1,03 miliar, dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar US$926,9 juta. Beban pokok pendapatan naik secara moderat 5,1% menjadi US$876 juta, sementara beban usaha meningkat 12,8% ke US$76,9 juta.

Walau beban operasional meningkat, laba usaha justru melejit 231,9% hingga menembus US$84,4 juta. Namun demikian, laba bersih perusahaan berada di posisi US$60,1 juta, turun 56% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$136,4 juta. Kondisi pasar batu bara global yang cenderung melemah disebut menjadi salah satu penyebab tekanan pada profit bersih.

Manajemen BUMI menegaskan bahwa perusahaan tetap mampu menjaga kekuatan operasionalnya di tengah gejolak industri. “Meskipun menghadapi kondisi pasar yang menantang dan harga batu bara yang menurun, Bumi Resources berhasil mencatatkan profitabilitas operasional yang positif dengan margin yang membaik berkat efisiensi dan pengelolaan biaya yang disiplin,” tulis Manajemen BUMI dalam keterangannya.

Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, produksi batu bara BUMI tembus 54,9 juta ton, sementara penjualan berada di angka 54,5 juta ton. “Kinerja produksi dan penjualan Perseroan tetap stabil di tengah kondisi pasar yang menantang, menunjukkan efektivitas pengelolaan operasional dan pengendalian biaya yang konsisten,” lanjut manajemen.

Perusahaan juga menyampaikan rencana untuk terus menjaga efisiensi operasional, memperkuat rantai pasok, serta memperluas diversifikasi ke sektor mineral strategis untuk memperkokoh portofolio usaha jangka panjangnya. Tahun ini, BUMI menargetkan penjualan antara 73–75 juta ton, dengan harga rata-rata di kisaran US$59–61 per ton.

Dengan reli harga yang semakin agresif, fundamental yang membaik, dan masuknya investor raksasa seperti BlackRock, pasar kini tengah menanti apakah aksi borong saham BUMI ini menjadi tanda awal fase kebangkitan baru bagi emiten batu bara raksasa tersebut.

Also Read

Tags