Kesepakatan strategis antara PT Pertamina (Persero) dengan sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta akhirnya tercapai. Melalui perjanjian ini, SPBU non-Pertamina akan membeli pasokan BBM langsung dari perusahaan energi pelat merah tersebut. Namun, Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa langkah ini bukan ajang mencari keuntungan.
“Pertamina juga tidak memanfaatkan situasi ini dan tidak mencari keuntungan di sini,” ujar Simon di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (19/8/2025) malam.
Mekanisme Transparan
Simon menekankan agar seluruh mekanisme penjualan dilakukan dengan prinsip keterbukaan, atau melalui sistem open book. Dengan cara ini, setiap biaya yang timbul dapat dihitung bersama secara jelas.
“Jadi, kita melihat cost-cost apa yang muncul, kemudian diatur mekanisme secara B2B. Yang pasti jangan sampai membebankan dan nanti harga ke konsumen jadi lebih tinggi. Jadi, kita harapkan harga ke konsumen tidak berubah,” paparnya.
Langkah ini dianggap penting agar harga BBM di masyarakat tidak melonjak. Simon menegaskan, kehadiran Pertamina dalam kerja sama tersebut lebih sebagai penopang pasokan energi nasional, bukan sekadar penyedia barang dagangan.
Antisipasi Pasokan Tambahan
Lebih lanjut, Simon mengungkapkan bahwa Pertamina bersama mitra SPBU swasta sedang menyiapkan opsi impor tambahan untuk menutup kebutuhan BBM dalam negeri. Namun, volume impor akan disesuaikan berdasarkan laporan permintaan masing-masing badan usaha.
Selain soal pasokan, Simon juga menjamin kualitas BBM yang dipasok tetap konsisten dengan standar resmi pemerintah.
“Nanti kan standarnya sesuai spesifikasi Dirjen Migas. Nah setelah itu, itu yang kita kirimkan ke semua, nanti akan diramu sesuai dengan resep dari masing-masing. Jadi penambahan aditif dan lainnya gitu,” tambahnya.
Latar Belakang Kesepakatan
Kesepakatan ini muncul setelah beberapa SPBU swasta mengalami kelangkaan stok BBM dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi itu membuat antrean panjang di sejumlah wilayah, hingga akhirnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia turun tangan dengan memanggil manajemen perusahaan SPBU swasta seperti Shell, BP AKR, Vivo, dan Exxon.
Dalam pertemuan yang digelar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, disepakati bahwa SPBU swasta akan membeli BBM langsung dari Pertamina. Bahlil menggambarkan kesepakatan ini dengan sebuah perumpamaan sederhana.
“Jadi mereka setuju dan harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina, syaratnya harus basis base fuel, belum kecampur dalam bentuk teh. Kalau awalnya Pertamina mau jual kayak teh. Katanya air panas saja, nanti dicampur di tangki masing-masing. Ini sudah disetujui,” jelas Bahlil.
Komitmen Bersama
Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan tidak ada lagi gejolak di pasar BBM, terutama di SPBU swasta yang sebelumnya mengalami keterbatasan stok. Pertamina sendiri berkomitmen menjaga keterjangkauan harga, kualitas produk, serta kelancaran distribusi energi nasional.
Kerja sama ini sekaligus menjadi cerminan bahwa di tengah tantangan pasokan energi, sinergi antara badan usaha milik negara dan swasta menjadi kunci menjaga stabilitas, ibarat roda gigi yang saling bertaut untuk menggerakkan mesin besar bernama perekonomian nasional.