Dua Kabupaten RI Catat Pertumbuhan Ekonomi 8%, Airlangga Ungkap Strateginya

Sahrul

Pemerintah kian memantapkan peran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai penggerak utama denyut ekonomi daerah. Jika sebelumnya KEK kerap dipandang sekadar kawasan dengan fasilitas insentif, kini kawasan tersebut menjelma layaknya mesin pertumbuhan yang mampu menarik investasi, membuka lapangan kerja, dan mengerek kesejahteraan masyarakat secara nyata.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejumlah wilayah yang memiliki KEK dengan tata kelola yang solid mulai menuai hasil signifikan. Dua daerah yang menjadi contoh menonjol adalah Kabupaten Batang dan Kabupaten Kendal. Keduanya mencatat pertumbuhan ekonomi di kisaran 8% hingga 9%, melesat jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi maupun nasional.

Di Kabupaten Batang, geliat ekonomi semakin terasa sejak beroperasinya KEK Industriopolis Batang. Kawasan ini menjadi magnet bagi arus investasi baru, sekaligus memicu terciptanya banyak lapangan kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Kabupaten Batang tumbuh 6,03% pada 2024. Tren tersebut berlanjut dan bahkan melonjak pada 2025, dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2025 mencapai 8,52% secara tahunan (year on year). Lonjakan ini terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang kuat serta derasnya investasi.

Airlangga menilai capaian tersebut menunjukkan bahwa KEK memiliki peran yang lebih luas dibanding sekadar pemberi insentif fiskal. “Pengalaman Kabupaten Batang dan Kendal menunjukkan bahwa KEK bukan hanya instrumen insentif investasi, tetapi juga katalis transformasi ekonomi daerah. KEK yang dirancang dengan baik, didukung infrastruktur, kemudahan berusaha, serta integrasi dengan tenaga kerja lokal, terbukti mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan,” ujar Airlangga, dalam pernyataan resmi, dikutip Minggu (14/12/2025).

Tak hanya memacu angka pertumbuhan, keberadaan KEK Batang juga menghadirkan efek berantai atau multiplier effect bagi perekonomian lokal. Kajian akademik menunjukkan peningkatan kesempatan kerja terjadi secara signifikan, diiringi dengan penurunan tingkat pengangguran dan kemiskinan. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Batang tercatat turun dari 8,73% pada 2024 menjadi 7,79% pada 2025. Penurunan ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan terbukanya peluang kerja di sekitar kawasan KEK.

Selain itu, Airlangga menekankan bahwa pengembangan KEK turut mendorong peningkatan produktivitas ekonomi daerah. Masuknya investasi baru membawa serta adopsi teknologi dan berkembangnya industri pengolahan bernilai tambah. Dampaknya, proses produksi menjadi lebih efisien dan nilai output per tenaga kerja meningkat. Ibarat roda gigi yang saling mengunci, investasi, teknologi, dan tenaga kerja lokal bergerak serempak memperkuat daya saing ekonomi daerah secara berkelanjutan.

Kinerja impresif tidak hanya ditunjukkan oleh Kabupaten Batang. Kabupaten Kendal juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat. Pada triwulan III 2025, perekonomian Kendal tumbuh 8,84% (yoy), tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan tersebut didorong oleh aktivitas industri dan investasi yang terus menggeliat di kawasan industri dan KEK yang ada di wilayah tersebut.

Menurut Airlangga, capaian Kendal memperlihatkan adanya penguatan ekosistem industri di tingkat regional. “Capaian ini mengindikasikan adanya penguatan ekosistem industri regional, termasuk spillover effect antarwilayah di koridor Batang-Kendal-Semarang, serta menegaskan bahwa pengembangan KEK mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan di daerah,” kata Airlangga.

Ke depan, pemerintah menilai keberhasilan Batang dan Kendal dapat dijadikan cetak biru bagi pengembangan KEK di daerah lain. Terutama dalam menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar wilayah metropolitan yang selama ini menjadi episentrum pembangunan. Airlangga menekankan pentingnya penguatan konektivitas, kepastian regulasi, kesiapan sumber daya manusia, serta keterkaitan dengan UMKM dan ekonomi lokal agar manfaat KEK dapat dirasakan lebih luas dan inklusif.

Ia menegaskan pemerintah pusat akan terus memastikan sinergi lintas sektor berjalan efektif. “Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan terus mengoordinasikan kebijakan lintas Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk memastikan KEK berfungsi optimal sebagai instrumen percepatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan ekonomi nasional,” pungkas Airlangga.

Dengan capaian tersebut, KEK tidak lagi sekadar konsep di atas kertas, melainkan bukti nyata bahwa strategi pembangunan berbasis kawasan mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus penopang pemerataan pembangunan nasional.

Also Read

Tags