Eropa Ancam Balas Tarif Baja 50% dari Trump dengan Kebijakan Perdagangan Baru

Sahrul

Langkah Presiden Donald Trump untuk menaikkan tarif impor baja dari 25 persen menjadi 50 persen telah memicu amarah dari negara-negara Eropa. Kawasan yang selama ini menjadi salah satu pemasok utama baja ke Amerika Serikat itu kini mengisyaratkan akan membalas kebijakan tersebut dengan tindakan yang setimpal.

Aliansi negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa menyebut kebijakan Trump itu bisa memperkeruh upaya dialog dagang yang selama ini coba dijalin antara kedua pihak. Kenaikan tarif ini dinilai sebagai bara baru dalam tungku perang dagang yang belum juga padam, dan berpotensi memperdalam ketidakpastian ekonomi global.

“Kami sangat menyesalkan kenaikan tarif AS yang diumumkan untuk impor baja dari 25% menjadi 50%. Keputusan ini menambah ketidakpastian lebih lanjut pada ekonomi global dan meningkatkan biaya bagi konsumen dan bisnis di kedua sisi Atlantik,” tegas juru bicara UE dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNBC, Minggu (1/6/2025).

Dalam keterangan yang sama, Uni Eropa menyatakan bahwa mereka telah menghentikan sementara rencana pembalasan terhadap Amerika Serikat pada pertengahan April lalu sebagai itikad baik untuk membuka ruang dialog. Namun, mereka tak segan-segan menarik kembali langkah balasan itu jika Washington tidak menunjukkan komitmen dalam mencari jalan tengah.

Sikap keras terhadap kebijakan tarif Trump juga datang dari utara. Serikat pekerja industri baja di Kanada, United Steelworkers (USW), menilai keputusan Presiden AS tersebut sebagai sebuah serangan langsung terhadap keberlangsungan industri logam di Negeri Daun Maple.

“Ribuan pekerjaan Kanada dipertaruhkan dan masyarakat yang bergantung pada baja dan aluminium terancam,” kata Marty Warren, Direktur Nasional United Steelworkers untuk Kanada dalam sebuah pernyataan.
“Kanada perlu segera merespons dengan tegas untuk membela para pekerja.”

Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif tersebut dalam sebuah pertemuan publik di markas besar US Steel, Pennsylvania, pada Jumat lalu. Kebijakan ini disebut-sebut sebagai bagian dari manuver ekonomi yang berpotensi menekan para produsen yang menggantungkan bahan bakunya pada baja sebagai fondasi utama produksi mereka.

Tarif baru akan mulai diberlakukan pada 4 Juni mendatang, dan secara signifikan dapat meningkatkan beban biaya bagi industri yang sudah tertekan oleh harga bahan mentah yang bergejolak. Langkah ini juga datang tidak lama setelah Trump memberikan sinyal akan menyetujui akuisisi kontroversial US Steel oleh perusahaan Jepang, Nippon Steel — sebuah isu yang telah memicu kekhawatiran nasionalisme ekonomi di Amerika Serikat sendiri.

Di tengah atmosfer ekonomi global yang sudah penuh ketegangan, langkah Trump ibarat menambahkan minyak ke dalam bara api yang belum padam. Kini, dunia menanti bagaimana Eropa dan Kanada akan merespons, dan apakah diplomasi masih punya ruang untuk meredam gejolak yang kian mendidih.

Also Read

Tags

Leave a Comment