Gelombang Aksi Mahasiswa Warnai Depan Gedung DPR

Sahrul

Awal pekan ini, suara lantang mahasiswa kembali terdengar di depan kompleks parlemen, Jakarta, Senin (1/9). Mereka turun ke jalan bukan sekadar unjuk rasa, melainkan sebagai bentuk solidaritas atas korban jiwa yang jatuh dalam rangkaian aksi beberapa hari sebelumnya.

Di antara barisan massa, tampak sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dengan penuh semangat, orator dari atas mobil komando menyerukan pesan moral yang menggugah hati sesama peserta aksi.

“Kawan-kawan mahasiswa apakah sepakat gelar bintang diberikan kepada Affan? Supaya apa? Supaya kita tahu mana bangsa ini pengkhianat dan pejuang,” ujar orator di atas mobil komando.

Teriakan tersebut bagai gema yang berulang, mengingatkan publik bahwa aksi mahasiswa bukan hanya sekadar ritual turun ke jalan, melainkan simbol perlawanan atas ketidakadilan.

Kritik kepada Presiden

Selain menyuarakan keadilan bagi korban, massa juga mengarahkan sorotan kepada Presiden Prabowo Subianto. Menurut mereka, langkah Prabowo yang menemui para pengemudi ojek online (ojol) belum cukup menjawab problem yang dihadapi.

“Apabila Prabowo sudah bertemu kawan-kawan ojol itu tidak menyelesaikan persoalan, kalau kesejahteraan kawan-kawan ojol tidak terpenuhi, mereka membutuhkan jaminan sosial layak, kehidupan pendidikan yang layak,” ujar orator.

Pernyataan itu ibarat kaca pembesar yang menyoroti jurang ketidakpastian, di mana para pekerja ojol masih berjuang mencari kepastian hidup yang lebih baik.

Massa Membawa Simbol Perlawanan

Sekitar pukul 15.37 WIB, tiga mobil komando terlihat berjajar di depan Gedung DPR. Dari kendaraan itulah suara orasi bersahutan, dibalut dengan yel-yel perjuangan mahasiswa.

Tak hanya suara, para demonstran juga menghadirkan simbol berupa poster dan spanduk. Salah satu poster yang mencolok bertuliskan pesan tegas: “DPR jangan nantang rakyat.” Tulisan tersebut menjadi pengingat bahwa hubungan antara rakyat dan wakilnya tak semestinya diwarnai jarak, melainkan keterhubungan yang setara.

Aksi Damai Tanpa Gangguan Lalu Lintas

Meski aksi berlangsung di depan pusat kekuasaan legislatif, suasana lalu lintas tetap kondusif. Jalan Gatot Subroto yang membentang di depan Gedung DPR/MPR RI tampak lancar tanpa hambatan. Begitu pula arus kendaraan di Tol Dalam Kota, tetap ramai tanpa hambatan berarti.

Aksi ini menjadi bukti bahwa menyuarakan aspirasi tidak selalu identik dengan kericuhan. Dengan tertib dan damai, mahasiswa menunjukkan bahwa protes bisa berjalan seiring dengan ketertiban publik, layaknya dua sisi mata uang yang tak saling meniadakan.

Also Read

Tags