Hamas Murka, Temuan Luka di Jenazah Tahanan Disebut Bukti Kejahatan Israel

Sahrul

Ketegangan antara Hamas dan Israel kembali memanas setelah kelompok perlawanan Palestina itu menuding Israel melakukan tindakan keji terhadap tahanan mereka. Hamas melontarkan kecaman keras setelah menemukan jejak penyiksaan pada jenazah warga Palestina yang baru dikembalikan ke Jalur Gaza.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui Telegram, Hamas menggambarkan kondisi jenazah tersebut sebagai bukti telak atas kebrutalan militer Israel.

“Pemandangan mengerikan itu dengan jelas mengungkapkan sifat kriminal dan fasis tentara pendudukan dan kebobrokan moral dan kemanusiaan yang telah dicapai oleh entitas ini,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Telegram seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (16/10/2025).

Hamas menilai dugaan penyiksaan ini bukan sekadar pelanggaran kemanusiaan biasa, melainkan sebuah kejahatan berat yang mencerminkan tindakan genosida terhadap bangsa Palestina.

“Ini merupakan kejahatan keji yang merupakan genosida terhadap rakyat Palestina kami,” katanya.

Tuntutan Penyelidikan Internasional

Merespons temuan tersebut, Hamas mendesak lembaga-lembaga internasional—termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)—untuk turun tangan melakukan investigasi menyeluruh. Mereka juga menuntut agar para pemimpin Israel dibawa ke pengadilan internasional guna mempertanggungjawabkan tindakan yang mereka anggap sebagai kejahatan perang.

Insiden ini muncul setelah Israel mengembalikan 45 jenazah warga Palestina kepada pihak berwenang Gaza sejak gencatan senjata diberlakukan. Jumlah total jenazah yang telah dikembalikan sejauh ini mencapai 90 orang.

Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan

Menurut laporan AFP, kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku sejak Jumat (10/10), setelah proses diplomasi yang dipimpin Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kesepakatan ini bertujuan untuk mengakhiri konflik bersenjata yang telah membara selama dua tahun.

Dalam perjanjian tersebut, Israel diwajibkan menyerahkan 15 jenazah warga Palestina untuk setiap jenazah warga Israel yang telah dipulangkan. Sementara itu, Hamas juga telah membebaskan 20 sandera hidup, sedangkan Israel telah membebaskan sekitar 1.900 tahanan Palestina.

Israel masih menekan Hamas untuk menyerahkan seluruh jenazah sandera. Hingga kini, Hamas baru mengirimkan sembilan jenazah ke Israel. Dari jumlah tersebut, satu orang dinyatakan bukan sandera, dua lainnya telah teridentifikasi sebagai sandera yang tewas. Hamas menyebut proses evakuasi jenazah tersisa terhambat reruntuhan akibat agresi militer di Gaza.

Dampak Konflik yang Berkepanjangan

Perang di Gaza sendiri bermula setelah serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas. Israel kemudian melancarkan serangan balasan besar-besaran yang mengubah Gaza menjadi puing-puing.

Serangan tersebut telah merenggut lebih dari 67 ribu nyawa warga Palestina, melukai ratusan ribu orang, dan memaksa jutaan lainnya meninggalkan rumah mereka. Konflik ini terus menciptakan luka kemanusiaan yang kian dalam, dengan jenazah-jenazah yang dikembalikan menjadi saksi bisu dari kekerasan berkepanjangan.

Also Read

Tags