Israel Lancarkan Serangan di Gaza, Rute Evakuasi Baru Dibuka untuk Warga Palestina

Sahrul

Israel mengumumkan pembukaan sebuah jalur evakuasi bersifat sementara bagi warga sipil Palestina untuk meninggalkan Kota Gaza, menyusul eskalasi serangan darat yang dipicu oleh pengeboman masif yang disebut bertujuan menghancurkan basis kelompok Hamas. Pernyataan militer mengatakan koridor itu melalui Jalan Salah al-Din dan hanya akan tersedia untuk jangka waktu singkat.

Menurut pernyataan resmi militer, pasukan darat Israel telah bergerak lebih dalam ke pusat Kota Gaza pada Selasa (16/9), menandai fase baru operasi yang sebelumnya didahului gelombang serangan udara dan artileri. Pihak militer menyatakan ada ribuan pejuang Hamas yang masih beroperasi di kawasan tengah kota, sehingga operasi darat dimaksudkan untuk menumpaskan kekuatan tersebut.

Dalam pengumuman yang beredar di media, juru bicara militer mengatakan pihaknya “mengumumkan pembukaan rute transportasi sementara melalui Jalan Salah al-Din”. Pernyataan itu disertai keterangan waktu pembukaan: “Rute tersebut hanya akan dibuka selama 48 jam,” keputusan yang menurut pengamat memaksa warga membuat pilihan berat antara tetap bertahan atau berangkat dalam kondisi yang penuh risiko.

Langkah tak lama setelah laporan dari Komisi Penyelidikan PBB yang menuduh bahwa tindakan Israel di wilayah itu memenuhi kriteria genosida — tuduhan yang dibantah keras oleh Tel Aviv dan para pemimpinnya — menambah ketegangan diplomatik dan memperkeruh suasana di lapangan. Laporan PBB itu juga menuding pejabat puncak Israel melakukan hasutan yang serius, sehingga situasi politik menjadi semakin panas.

Di lapangan, arus manusia sudah terlihat mengalir ke selatan. Militer Israel menyebut sampai Rabu lebih dari 350.000 orang telah bergerak menjauh dari pusat Gaza menuju wilayah selatan yang disebut “zona kemanusiaan”. Namun banyak warga yang diwawancarai oleh jurnalis mengatakan tidak ada tempat yang benar-benar aman; sebagian menyatakan lebih memilih bertahan di rumah meski bahaya mengintai, daripada menghadapi perjalanan evakuasi yang berpotensi mematikan.

Koridor Salah al-Din sendiri membentang memanjang dari utara menuju selatan Jalur Gaza — semacam tulang punggung jalan yang selama konflik berulang kali menjadi jalur utama perpindahan warga. Penutupan atau pembukaan jalan ini selalu membawa implikasi besar: bukan hanya soal mobilitas, tetapi juga akses bagi bantuan kemanusiaan, komunikasi, dan keselamatan penghuni kota.

Pengamat kemanusiaan memperingatkan bahwa jangka waktu 48 jam sangat singkat untuk memindahkan populasi kota besar yang menurut PBB mencapai sekitar satu juta jiwa di wilayah Gaza City dan sekitarnya — sebuah tugas yang memerlukan koordinasi logistik besar serta jaminan keselamatan di sepanjang rute. Karena itu banyak pihak menyoroti bahwa “koridor sementara” tanpa jaminan keamanan berkelanjutan berpotensi menghasilkan perpindahan massal yang kacau dan risiko korban sipil.

Situasi di Gaza terus berubah dengan cepat. Pembukaan rute Salah al-Din menjadi episode terbaru dalam konflik yang telah menimbulkan gelombang pengungsian, kehancuran infrastruktur, dan krisis kemanusiaan yang meluas — peringatan bahwa di medan perang modern, jalur jalan bisa sama pentingnya dengan garis depan militer.

Also Read

Tags