Israel Setujui Perpanjangan Gencatan Senjata, Hamas Bersikukuh pada Kesepakatan Tahap Kedua

Rohmat

Pemerintah Israel telah memberikan lampu hijau terhadap proposal yang diajukan Amerika Serikat (AS) guna memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza hingga bulan suci Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi yang jatuh pada pertengahan April.

Kendati demikian, kelompok Hamas menolak usulan tersebut dan tetap mendorong pelaksanaan tahap lanjutan dari perjanjian gencatan senjata sebagai langkah menuju penghentian perang secara total.

Dikutip dari AFP, Minggu (2/3/2025), Hamas menegaskan bahwa mereka tetap berpegang teguh pada realisasi tahap kedua dari perjanjian gencatan senjata setelah Israel sepakat untuk memperpanjang periode awalnya.

“Satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas di kawasan tersebut dan pemulangan para tahanan adalah dengan menyelesaikan pelaksanaan perjanjian… dimulai dengan pelaksanaan fase kedua,” ujar pemimpin Hamas, Mahmoud Mardawi, seperti yang dikutip AFP.

Sebagai informasi, babak pertama dari gencatan senjata mulai diberlakukan sejak 19 Januari lalu dan telah mencapai titik akhirnya pada Sabtu, 1 Maret. Dengan adanya intervensi dari AS, Israel akhirnya menyetujui perpanjangan perjanjian tahap awal ini hingga pertengahan April.

Fase kedua dari kesepakatan tersebut diharapkan dapat memastikan pembebasan puluhan sandera yang masih tertahan di Gaza serta menjadi batu loncatan bagi penghentian permanen konflik yang berlangsung.

Sebelumnya, dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, pemerintah Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima usulan AS untuk memperpanjang gencatan senjata hingga Ramadan dan Paskah Yahudi. Dalam keterangan resminya, kantor Netanyahu menyebutkan bahwa Israel telah menyetujui proposal yang diajukan oleh Steve Witkoff, utusan Presiden AS Donald Trump untuk kawasan Timur Tengah.

“Israel mengadopsi rencana utusan Presiden AS Steve Witkoff untuk gencatan senjata sementara selama Ramadan” yang akan berakhir pada akhir Maret “dan Pesach”, Paskah Yahudi selama delapan hari yang akan dirayakan pada pertengahan April, demikian bunyi pernyataan tersebut, yang diumumkan selepas tengah malam waktu Israel.

Menurut kantor Netanyahu, Witkoff mengusulkan perpanjangan sementara ini sebagai upaya untuk menjembatani kebuntuan dalam negosiasi antara Israel dan Hamas, mengingat kedua belah pihak masih belum mencapai titik temu dalam kesepakatan menuju gencatan senjata permanen.

Also Read

Tags

Leave a Comment