Sebuah video yang beredar luas di media sosial sempat mengguncang ketenangan warga Aceh Tamiang. Dalam rekaman tersebut, muncul klaim bahwa sejumlah mobil yang terbawa banjir menyimpan mayat di dalamnya. Narasi itu menyebar cepat, menimbulkan kecemasan, dan membuat suasana di tengah bencana semakin penuh kepanikan. Bahkan dalam unggahan yang viral tersebut disebutkan adanya aroma bangkai di sekitar lokasi.
Menanggapi keresahan itu, tim gabungan dari berbagai instansi langsung bergerak. Mereka melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan apakah informasi tersebut benar atau sekadar kabar yang direkayasa. Sebab, dalam situasi darurat, kabar bohong bisa menyulut keresahan bak api kecil yang menyambar ilalang kering.
Penyisiran dilakukan pada Minggu (7/12/2025) malam hingga memasuki dini hari. Petugas memeriksa satu per satu kendaraan yang berada di sekitar kawasan terdampak, termasuk mobil-mobil yang terparkir di dekat GOR Aceh Tamiang. Hasil awal menunjukkan tidak ada tanda-tanda keberadaan jenazah seperti yang diberitakan dalam unggahan viral tersebut.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, Agusliayana Devita, menjelaskan bahwa video itu menjadi pemantik tindakan cepat aparat.
“Kami mendapat kiriman video masyarakat tentang banyaknya mayat yang masih berada di dalam mobil terutama di wilayah GOR Aceh Tamiang,” kata Agusliayana Devita.
Setelah pernyataan itu diterima, tim Basarnas dan SAR Aceh Tamiang langsung dikerahkan. Langkah mereka merupakan tindak lanjut dari instruksi Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang, Iman Suheri. Para petugas mulai menyisir daerah tersebut sekitar pukul 21.00 WIB dan terus bertahan hingga menjelang tengah malam. Setiap sudut lokasi diperiksa, setiap kendaraan dibuka dan diperiksa interiornya untuk memastikan tidak ada korban yang luput dari perhatian.
Agusliayana Devita menegaskan bahwa laporan yang masuk tidak terbukti di lapangan.
“Hasilnya sampai jam setengah 12 malam tadi tim tidak menemukan mayat di dalam mobil di lokasi jalan di depan GOR dan di halaman GOR Aceh Tamiang,” ujar Devi.
Dengan temuan tersebut, pemerintah daerah memastikan bahwa isu tersebut tidak benar. Situasi ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian masyarakat dalam menyebarkan informasi, terutama di tengah bencana ketika suasana emosional masyarakat sangat rentan. Isu yang belum terverifikasi dapat membawa kegelisahan yang tidak perlu, bahkan berpotensi menghambat proses penanganan darurat.
Kini, pemerintah daerah mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan hanya mengacu pada informasi resmi dari lembaga terkait. Di tengah upaya pemulihan pasca banjir, akurasi informasi menjadi salah satu kunci untuk menjaga ketertiban dan memastikan proses evakuasi serta penanganan korban berjalan tanpa hambatan.






