Jelang Window Dressing, Dana Asing Borong Saham Bank RI

Sahrul

Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada Senin (15/12/2025) diwarnai kebangkitan kuat sektor perbankan nasional. Setelah sempat tertekan pada pekan sebelumnya, saham-saham bank besar Indonesia kembali bergerak naik serempak, layaknya mesin yang kembali dipanaskan usai jeda. Lonjakan ini sekaligus menjadi penanda bangkitnya minat investor terhadap sektor keuangan, khususnya menjelang penutupan tahun.

Hingga pukul 14.45 WIB, penguatan sektor perbankan didominasi oleh bank-bank milik negara. Saham emiten BUMN kompak bergerak ke zona hijau dengan kenaikan signifikan. BBTN, BRIS, BBNI, BBRI, hingga BMRI sama-sama melesat lebih dari 4%, menjadikan sektor ini sebagai motor utama pergerakan indeks.

Saham Bank Tabungan Negara (BBTN) tampil sebagai pemimpin reli dengan lonjakan 6,42% ke level Rp 1.160 per saham. Kapitalisasi pasarnya tercatat mencapai Rp 16,28 triliun. Di belakangnya, saham Bank Syariah Indonesia (BRIS) ikut berlari kencang dengan kenaikan 5,56% ke Rp 2.280 per saham dan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 105,17 triliun. Bank Negara Indonesia (BBNI) juga menguat 4,48% ke harga Rp 4.430 per saham, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 164,85 triliun.

Sementara itu, saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) naik 4,13% ke posisi Rp 3.780 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 571,38 triliun. Pergerakan saham ini menjadi salah satu penopang utama kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini. Hal serupa terjadi pada saham Bank Mandiri (BMRI) yang melonjak 4,25% ke level Rp 5.025 per saham. Dengan kapitalisasi pasar Rp 466,67 triliun, BMRI turut menyumbang sentimen positif terhadap laju IHSG.

Tidak hanya bank pelat merah, saham perbankan swasta juga ikut mencatatkan penguatan. Saham Bank Central Asia (BBCA) naik 2,81% ke harga Rp 8.225 per saham. Bank Danamon (BDMN) menguat tipis 0,41% ke Rp 2.450 per saham, disusul Bank CIMB Niaga (BNGA) yang naik 0,57% ke Rp 1.750 per saham. Saham Bank Maybank Indonesia (BNII) mencatatkan kenaikan paling tinggi di antara bank swasta dengan lonjakan 4,85% ke Rp 216 per saham. Adapun saham Bank Pan Indonesia (PNBN) naik 0,93% ke level Rp 1.090 per saham. Berbeda dengan yang lain, saham Bank Permata (BNLI) cenderung bergerak datar setelah mencatatkan penguatan signifikan sejak awal tahun.

Penguatan harga saham perbankan ini berjalan seiring dengan derasnya arus dana asing yang kembali masuk ke pasar saham Indonesia. Hingga pertengahan perdagangan, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp 98,6 miliar pada saham BBRI. Selain itu, asing juga membukukan net buy Rp 55 miliar di saham BBNI, Rp 53,9 miliar di saham BBCA, serta Rp 29,1 miliar di saham BMRI.

Aksi beli bersih investor global tersebut mempertegas sentimen positif pada saham-saham berkapitalisasi besar. Fenomena ini kerap muncul menjelang tutup buku akhir tahun, saat pelaku pasar mencoba mengatur ulang strategi investasinya.

Menjelang penghujung tahun, pasar modal biasanya diselimuti optimisme yang dikenal dengan istilah window dressing. Praktik ini merujuk pada upaya manajer investasi untuk “memoles” portofolio dengan menambah porsi saham-saham unggulan yang memiliki fundamental kuat. Tujuannya agar kinerja portofolio terlihat lebih menarik dalam laporan akhir tahun. Dalam konteks ini, saham perbankan menjadi pilihan utama, ibarat etalase yang dipenuhi produk unggulan untuk menarik perhatian investor.

Also Read

Tags