Kasus Keracunan Massal di Bogor: Legislator NasDem Sebut 223 Siswa Jadi Korban

Sahrul

Anggota Komisi IX DPR Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, mengungkapkan keprihatinannya terkait insiden yang menimpa ratusan siswa di Bogor, Jawa Barat, yang mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Irma menyebutkan bahwa kasus ini adalah yang paling mengkhawatirkan sepanjang program MBG dilaksanakan.

“Kami menyampaikan rasa keprihatinan mendalam dan mendoakan agar anak-anak didik segera sehat dan pulih kembali. Kedua, kasus ini adalah yang paling parah dari semua kasus yang terjadi,” ujar Irma kepada wartawan pada Selasa (13/5/2025).

Irma juga memberikan sorotan tajam terhadap yayasan yang terlibat dalam program MBG di Bogor, yang diduga menjadi penyebab utama terjadinya keracunan massal ini. Ia mendesak BGN untuk segera mengambil tindakan tegas, yaitu mengganti vendor yang bertanggung jawab atau bahkan memutuskan kontrak dengan pihak yayasan tersebut.

“Untuk itu kami minta BGN segera mengganti vendor yang bersangkutan atau memutus kontrak dan kalau perlu minta pertanggungjawaban mereka,” tegasnya.

Selain itu, Irma juga menyampaikan kritik keras terhadap kinerja pegawai SPPG Bina Insani yang terlibat dalam program tersebut. Menurutnya, para pegawai tidak menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, sehingga insiden keracunan ini terjadi. Ia menilai bahwa kesalahan dalam pengawasan dan pelaksanaan sangat mempengaruhi kualitas program tersebut.

“Ketiga, memutus kontrak kerja dengan 3 pegawai BGN di SPPG dimaksud, chef, ahli gizi dan kontrol. Karena mereka tidak bekerja dengan benar dan itu menjadi yang jawab mereka,” imbuhnya.

Sebelumnya, kasus keracunan massal di Kota Bogor sempat membuat geger. Sebanyak 223 siswa dari jenjang TK hingga SMA tercatat mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menyampaikan perkembangan terbaru terkait jumlah korban yang terus bertambah.

“Korban yang terdata hari ini sebanyak 9 orang, sehingga total korban menjadi 223 orang,” jelas Sri Nowo Retno pada Selasa (13/5).

Penyelidikan epidemiologi yang dilakukan pada 13 sekolah di Kota Bogor mengungkapkan bahwa lima orang di antaranya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit, sementara empat orang lainnya dapat menjalani rawat jalan. Tercatat pula bahwa sebanyak 27 orang sudah selesai menjalani perawatan inap, sementara 18 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit.

Dengan terungkapnya jumlah korban yang terus bertambah, serta sorotan tajam dari legislator seperti Irma Suryani Chaniago, kasus ini menjadi sorotan utama. Irma mengingatkan pentingnya pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang terlibat agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Also Read

Tags

Leave a Comment