Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi layanan dengan menyatukan 986 aplikasi terpisah ke dalam satu platform terpadu bernama Rumah Pendidikan, yang berfungsi sebagai aplikasi serbaguna (superapps).
Rumah Pendidikan, yang kini telah merilis cetak biru atau versi beta, dirancang tidak hanya untuk mendukung guru dan tenaga kependidikan, tetapi juga melibatkan seluruh pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Aplikasi ini dapat diakses dengan mudah melalui situs resmi di rumah.pendidikan.go.id atau diunduh melalui platform Android di PlayStore.
“Ini hanyalah awal, penyempurnaan akan terus dilanjutkan di dalam beberapa tahun ke depan untuk terus memberikan layanan yang menjawab kebutuhan para pelaku pendidikan di Indonesia,” kata Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen Yudistira Nugraha melalui keterangan di Jakarta, Kamis.
Yudistira menegaskan bahwa aplikasi ini akan terus ditingkatkan melalui penyempurnaan layanan digital, penguatan infrastruktur, serta mempererat kolaborasi antar-direktorat di Kemendikdasmen.
Langkah ini bertujuan untuk memastikan aplikasi tersebut memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh pengguna.
Ia menjelaskan bahwa aplikasi ini dirancang untuk mempermudah akses layanan bagi berbagai pihak, termasuk guru, kepala sekolah, operator sekolah, Dinas Pendidikan, serta pelaku pendidikan lainnya.
Dengan aplikasi ini, mereka tidak lagi perlu membuka berbagai platform yang terpisah, sehingga proses kerja menjadi lebih efisien dan terintegrasi.
Dengan adanya fitur ini, diharapkan dapat mengurangi beban administratif yang selama ini membebani para pemangku kepentingan.
Dengan demikian, mereka dapat lebih mengutamakan perhatian dan energi pada inti dari pendidikan, yaitu proses belajar mengajar, yang menjadi fokus utama.
“Dalam hal efisiensi anggaran, dengan konsolidasi pengembangan teknologi yang lebih terpusat, mulai dari level kementerian pusat hingga Dinas Pendidikan daerah, Rumah Pendidikan diharapkan mampu menghemat lebih dari 60 persen biaya pengembangan teknologi pendidikan,” ujarnya.
Selain itu, aplikasi yang terintegrasi ini memfasilitasi pelaksanaan berbagai kegiatan seperti pelatihan, pengembangan kompetensi, dan perencanaan perbaikan sekolah dengan cara yang lebih efisien.
Hal ini tidak hanya mengurangi beban administratif, tetapi juga mendukung kolaborasi yang lebih efektif antar pemangku kepentingan, memastikan keterlibatan yang optimal di setiap tahap proses.
Oleh karena itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendikdasmen, Suharti, mengungkapkan bahwa pemerintah mengajak guru, kepala sekolah, Dinas Pendidikan, mitra teknologi, serta masyarakat untuk berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem pendidikan digital yang solid melalui Rumah Pendidikan.
Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat keberlanjutan dan kemajuan pendidikan di era digital.
“Semoga transformasi ini menjadi tonggak penting menuju sistem pendidikan yang inovatif dan mendukung program Astacita demi tercapainya visi Indonesia Emas 2045,” ucap Suharti.