Kisah memilukan seorang bocah bernama Raya asal Sukabumi kembali menyedot perhatian publik. Tubuh mungilnya dipenuhi cacing, hingga membuat masyarakat sekitar menyoroti pola asuh orangtuanya. Di balik cerita ini, tersingkap fakta bahwa lingkungan sekitar sebenarnya sudah berulang kali mengingatkan, namun teguran itu seolah hanya angin lalu.
Sering Bermain di Kolong Rumah Panggung
Kepala Dusun 03 Lemah Duhur, Arif Rahman, mengungkap bahwa saudara dan tetangga sudah sering menegur orangtua Raya yang terbiasa membiarkan anaknya bermain di kolong rumah.
Hunian keluarga tersebut berupa rumah panggung sederhana. Kolong rumah itu bukan hanya dipenuhi tanah, tetapi juga sering dilalui ayam-ayam peliharaan yang bebas berkeliaran. Tak jarang, Raya ikut bermain bersama hewan-hewan itu tanpa pengawasan ketat.
“Bibi hingga nenek Raya suka melarang orangtuanya membiarkan Raya bermain sembarangan di tanah, apalagi (kondisi tanah dipenuhi) dengan kotoran ayam dan sebagainya,” kata Arif.
Teguran yang Tak Dihiraukan
Menurut Arif, orangtua Raya kerap kali tidak menanggapi serius peringatan dari warga. Alih-alih menghentikan kebiasaan anaknya, mereka justru bersikap seolah teguran itu berlebihan.
“Tapi dengan keterbelakangan orangtuanya tidak menggubris larangan tersebut, malah menegur balik kepada yang melarang,” jelas Arif.
Kondisi Orangtua dengan Keterbatasan Mental
Arif menuturkan bahwa kedua orangtua Raya, yakni Udin dan Endah, memang hidup dengan keterbelakangan mental. Walau begitu, Udin tetap berusaha menjadi tulang punggung keluarga meski dengan pekerjaan yang serba terbatas.
“Keseharian keluarga Raya sama dengan warga lainnya dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Kedua orangtuanya mengalami sedikit keterbelakangan mental. Di balik keterbelakangan mental ini Pak Udin masih bisa menafkahi keluarganya menjadi buruh harian lepas,” kata Arif.
Meski keterbatasan itu kerap menjadi hambatan, Udin tak sepenuhnya menyerah pada nasib. Ia tetap mencari rezeki dari pekerjaan apa pun yang bisa dilakukan, mulai dari membantu tetangga hingga mengerjakan tugas harian serabutan.
“Semisal ada tetangga yang menyuruh apa pun pekerjaannya lalu dikasih uang, sehingga sedikit demi sedikit memiliki kemampuan untuk menafkahi keluarganya dengan segala keterbatasannya,” tutup Arif.
Potret Buram Anak Kurang Terawasi
Kisah Raya menjadi gambaran betapa rapuhnya kondisi anak-anak yang tumbuh di lingkungan kurang higienis, ditambah minimnya pengawasan orangtua. Bermain di tanah yang bercampur kotoran ayam ibarat mengundang penyakit datang tanpa permisi. Teguran demi teguran yang terabaikan justru berbuah pada masalah kesehatan serius yang kini dialami sang bocah.
Kasus ini sekaligus membuka mata banyak pihak bahwa pola asuh, kebersihan lingkungan, serta kepedulian sosial dari orang sekitar menjadi kunci penting untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali.