Langit Gaza Jadi Harapan, Bantuan Kemanusiaan Dikirim Lewat Udara

Sahrul

Di tengah konflik yang tak kunjung mereda, Gaza kini menghadapi krisis kemanusiaan yang kian mengerikan. Rakyat sipil terjebak di antara reruntuhan perang dan kelaparan yang meluas, hingga jalur udara menjadi satu-satunya cara efektif untuk menyelamatkan nyawa. Langit Gaza, yang biasanya diliputi suara dentuman, kini menjadi rute harapan bagi bantuan kemanusiaan.

Italia Bergabung dalam Misi Bantuan Udara

Pemerintah Italia resmi bergabung dalam upaya pengiriman bantuan lewat udara, mengikuti jejak sejumlah negara Eropa lain yang lebih dahulu menginisiasi misi kemanusiaan ini. Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, menegaskan dukungan penuh negaranya dalam operasi tersebut.
“Saya telah memberikan lampu hijau untuk misi yang melibatkan aset-aset Angkatan Darat dan Angkatan Udara untuk pengangkutan dan pengiriman bantuan kebutuhan pokok dari udara kepada warga sipil di Gaza, yang telah terdampak parah oleh konflik yang sedang berlangsung,” kata Tajani dalam pernyataannya.

Italia rencananya akan bekerja sama dengan militer Yordania untuk mendistribusikan bantuan, berupa kontainer khusus berisi barang-barang kebutuhan vital. Penerbangan perdana dijadwalkan berlangsung pada 9 Agustus mendatang.

Negara Eropa Lain Sudah Bergerak

Upaya serupa sebelumnya dilakukan Spanyol. Pada Jumat (1/8), Madrid menjatuhkan 12 ton makanan langsung dari udara ke wilayah Gaza. Inisiatif Spanyol ini mengikuti langkah Inggris dan Prancis yang telah lebih dulu bermitra dengan negara-negara Timur Tengah, mengirimkan pasokan darurat bagi warga Palestina yang terjebak dalam krisis.

Kondisi Gaza kini digambarkan sebagai bencana yang melampaui batas nalar. Dalam konferensi pers di Yerusalem, Kamis (31/7), Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menyampaikan keprihatinannya usai bertemu sejumlah pejabat tinggi Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menlu Gideon Saar.
“Bencana kemanusiaan di Gaza di luar imajinasi,” ujar Wadephul.

Ia mendesak Israel untuk segera membuka akses bantuan.
Israel harus “dengan cepat dan secara aman mengirimkan bantuan kemanusiaan dan medis yang mencukupi untuk menghindari kematian massal” akibat kelaparan yang menghantui jalur Gaza. Wadephul menegaskan pula bahwa kondisi saat ini “benar-benar tidak dapat ditoleransi” ketika “pria, wanita, dan anak-anak terbunuh setiap hari saat mati-matian mencari makanan”.

Tekanan Internasional Menguat

Gelombang desakan dunia internasional terhadap Israel kian menguat. Banyak pihak meminta adanya gencatan senjata sekaligus pembukaan jalur distribusi bantuan yang lebih luas. Laporan dari para pakar yang bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa kelaparan di Gaza kini sudah meluas, mengancam ribuan jiwa yang terjebak tanpa akses pangan memadai.

Situasi ini menggambarkan bagaimana langit Gaza kini bukan hanya saksi bisu peperangan, melainkan juga jalan sempit terakhir bagi kehidupan. Dari ketinggian, paket-paket bantuan menjadi simbol harapan, bak tetesan hujan di tanah gersang, yang mungkin menjadi penyelamat di tengah krisis kemanusiaan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Also Read

Tags