Ledakan besar yang berasal dari aktivitas penghancuran amunisi tak layak pakai menewaskan 13 individu, terdiri dari prajurit TNI Angkatan Darat serta warga sipil. Insiden memilukan ini terjadi di sebuah lokasi terpencil di Kabupaten Garut, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan warga sekitar.
Peristiwa nahas tersebut berlangsung di wilayah Desa Sagara, yang terletak di Kecamatan Cibalong, Garut, pada Selasa pagi (13/5/2025) sekitar pukul 07.54 WIB. Apabila diukur dari pusat kota Garut, titik kejadian memiliki jarak kurang lebih 100 kilometer. Namun, karena kontur jalanan yang penuh liku dan berkelok layaknya ular di pegunungan, waktu tempuh ke sana dapat mencapai 4 hingga 5 jam dengan kendaraan bermotor.
Untuk mencapai titik ledakan, seseorang harus menempuh jalur kecil berupa jalan setapak sejauh sekitar 500 meter dari ruas jalan utama. Di tepian jalan tersebut, TNI telah memasang peringatan keras untuk tidak sembarang masuk ke kawasan itu.
“Dilarang masuk, daerah penghancuran munisi afkir. Gupusmu III,” demikian tertulis di sebuah papan merah mencolok yang dilengkapi dengan simbol tengkorak sebagai lambang bahaya.
Papan peringatan serupa juga telah dipasang dalam radius beberapa kilometer sebelum titik ledakan, khususnya dari arah Garut melalui jalur lintas selatan. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur keamanan sebenarnya telah diterapkan guna mengantisipasi risiko terhadap pihak luar.
Kawasan tempat pemusnahan ini berada tak jauh dari garis pantai. Untuk mencapainya, pengunjung harus melewati hamparan kebun yang luas, menandakan bahwa lokasi tersebut memang dipilih di area yang minim aktivitas manusia.
Asep, salah seorang penduduk lokal yang telah lama tinggal di kawasan tersebut, mengungkapkan bahwa kegiatan pemusnahan amunisi sebenarnya sudah sering dilakukan di lokasi ini.
“Pemusnahan amunisi tidak layak pakai tersebut bukan sekali ini saja dilaksanakan. Lokasinya cukup jauh dari permukiman warga.”
Meski jaraknya dianggap aman dari pemukiman penduduk, insiden kali ini tetap memunculkan duka mendalam. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa meski diadakan di area sepi, risiko dari penanganan bahan peledak tetaplah tinggi dan membutuhkan kewaspadaan ekstra dari semua pihak yang terlibat.