Memasuki pekan pertama Desember 2025, gejolak harga pangan kembali mencuat. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa sejumlah komoditas strategis menunjukkan peningkatan harga yang cukup tajam di berbagai daerah. Bawang merah dan aneka jenis cabai menjadi dua komoditas yang paling mencuri perhatian karena kenaikannya meluas seperti api yang merembet dari satu rumah ke rumah lainnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menegaskan bahwa lonjakan harga tidak hanya berhenti pada dua komoditas itu. Gelombang kenaikan juga mengombak kelompok pangan lain mulai dari daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, hingga beras—meskipun beras mencatat pergerakan berbeda.
“Bawang merah, jumlah kabupaten kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah di minggu pertama Desember 2025 ini meningkat cukup banyak, yaitu dari 216 kabupaten kota di minggu lalu saat ini ada 276 kabupaten kota yang mengalami kenaikan harga bawang merah,” ujar Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025, Senin (8/12).
Bawang Merah Jadi Sorotan: 76,67 Persen Wilayah Terdampak
Secara nasional, rata-rata harga bawang merah kini mencapai Rp45.163 per kilogram, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan sudah melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP). Dengan hampir 77% wilayah mengalami kenaikan, bawang merah kini menjadi komoditas “paling panas” di pasar tradisional.
Di tingkat daerah, variasi harga semakin menunjukkan betapa timpangnya kondisi pasokan di lapangan. Kabupaten Nias mencatat harga tertinggi yakni Rp59 ribu per kg, sementara wilayah lain seperti Tanah Datar, Serdang Bedagai, Pesisir Selatan, hingga Sabang menembus kisaran Rp40 ribu hingga Rp51 ribu per kg.
Cabai Rawit dan Cabai Merah Ikut Menyala
Gejolak harga juga menjalar ke kelompok cabai. Pudji menyebut kenaikannya meningkat drastis dalam hitungan pekan.
“Kalau minggu lalu jumlah kabupaten kota yang mengalami kenaikan harga cabai rawit ada 98 dan di minggu pertama Desember 2025 ini menjadi 261 kabupaten kota,” ucapnya.
Secara nasional, rata-rata harga cabai rawit kini berada di angka Rp60.861 per kg, jauh di atas HAP. Bahkan di Kabupaten Nduga, harga melonjak ekstrem hingga mencapai Rp200 ribu per kg, menunjukkan jurang yang sangat lebar antara wilayah terpencil dan daerah dengan pasokan lebih stabil. Harga terendah tercatat sekitar Rp23.750 per kg.
Untuk cabai merah, situasinya tidak jauh berbeda. Harga rata-rata nasional menembus Rp59.898 per kg, dengan kenaikan terjadi di 71,39 persen wilayah Indonesia. Kabupaten Nduga kembali mencatat rekor tertinggi, diikuti Nias dan Mappi dengan harga mencapai Rp158.500–Rp176.800 per kg.
Kenaikan Merembet ke Komoditas Hewani: Daging Ayam dan Telur Ikut Naik
Tak hanya bumbu dapur, komoditas berbasis protein hewani juga ikut terdorong naik. Pudji mencatat lonjakan signifikan pada daging ayam ras di berbagai daerah.
“Jumlah kabupaten kota yang mengalami kenaikan harga daging ayam ras meningkat menjadi 211 kabupaten kota dibandingkan dengan minggu lalu ada 113 kabupaten kota yang mengalami kenaikan daging ayam ras,” jelasnya.
Harga daging ayam ras secara nasional kini rata-rata Rp39.788 per kg, hanya sedikit di bawah HAP Rp40 ribu. Namun di daerah tertentu, harganya bisa melompat sangat tinggi. Di Kabupaten Intan Jaya, harga bahkan mencapai Rp100 ribu per kg, diikuti Yahukimo dan Pegunungan Arfak dengan kisaran Rp80 ribu per kg.
Sementara itu, harga telur ayam ras juga menunjukkan tren naik. Kenaikan terjadi di 128 kabupaten/kota atau 35,56 persen wilayah. Rata-rata harga nasional kini berada di angka Rp32.097 per kg. Di Kabupaten Mamberamo Tengah dan Intan Jaya, harga telur menembus Rp100 ribu per kg, kontras dengan daerah lain yang masih berkisar di Rp24 ribuan.
Beras: Satu-satunya Komoditas yang Justru Melemah
Berbeda dari komoditas lainnya, beras justru mencatat penurunan kecil secara nasional pada awal Desember.
“Beras medium di minggu pertama Desember ini mengalami penurunan sebesar 0,06 persen dibandingkan November 2025,” kata Pudji.
Harga rata-rata beras medium berada di Rp14.235 per kg, sementara beras premium tercatat Rp16.005 per kg, turun 0,15 persen. Meski demikian, beberapa provinsi masih mencatat kenaikan harga, termasuk Papua Barat, Sumatera Barat, Aceh, Sumatera Utara, hingga NTB dan Papua Tengah.
Di Papua Pegunungan, harga beras bahkan mencapai Rp29.308 per kg, tertinggi secara nasional, sementara Jakarta terpantau relatif stabil di kisaran Rp15.077 per kg.
Minyak Goreng: Minyakita Masih Mahal di Banyak Daerah
Untuk minyak goreng, harga rata-rata nasional berada pada Rp19.529 per liter. Khusus Minyakita, rata-rata harga nasional tercatat Rp17.343 per liter, masih lebih tinggi dari HET Rp15.700 per liter.
Sebanyak 401 kabupaten/kota tercatat menjual Minyakita di atas HET, dengan persebaran 91 daerah di Pulau Jawa dan 310 daerah di luar Jawa. Di beberapa wilayah pegunungan ekstrem, harga bisa melesat sangat jauh, seperti di Kabupaten Pegunungan Bintang yang mencatat harga hingga Rp50 ribu per liter.






