Organisasi Muhammadiyah menetapkan bahwa awal Ramadan 1446 Hijriah akan dimulai pada tanggal 1 Maret 2025.
Sedangkan Hari Raya Idulfitri, yang menandai 1 Syawal 1446 Hijriah, direncanakan jatuh pada tanggal 30 Maret 2025.
Informasi mengenai penetapan puasa Ramadan 2025 diumumkan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H.
Maklumat tersebut dibagikan melalui akun Instagram resmi Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, @pwmjateng, pada hari Selasa, 7 Januari 2025.
Keputusan tersebut didasarkan pada metode perhitungan dalam Kalender Hijriah Global Tunggal (KGHT).
“1 Ramadan 1446 H jatuh pada hari Sabtu pahing, 1 Maret 2025 M; 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Ahad Legi, 30 Maret 2025; 1 Zulhijah 1446 H jatuh pada hari Rabu Kliwon, 28 Mei 2025 M; 9 Zulhijah 1446 H jatuh pada hari Kamis Pon, 5 Juni 2025 M; 10 Zulhijah jatuh pada hari Jumat Wage, 6 Juni 2025 M,” dikutip dari unggahan Instagram @pwmjateng, Selasa (7/1/2025).
Sebagai informasi, Muhammadiyah secara resmi telah beralih menggunakan kriteria Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Keputusan untuk mulai memberlakukan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Tarjih ke-32 yang berlangsung pada Jumat hingga Ahad, 23-25 Februari 2024, di Pekalongan, Jawa Tengah. Dalam forum tersebut, disepakati bahwa KHGT secara resmi mulai diterapkan pada 1 Muharram 1446 Hijriah.
Menurut keterangan dari situs resmi Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (PW Muhammadiyah Jateng), penyatuan kalender Islam secara global memiliki peran penting dalam mengatasi perbedaan penanggalan yang sering memengaruhi pelaksanaan ibadah. Salah satu contoh adalah pelaksanaan puasa sunah Arafah.
Melalui proses kajian mendalam dan kontribusi aktif dalam pengembangan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), Muhammadiyah menegaskan posisinya sebagai agen perubahan dalam menghadapi tantangan global.
Langkah ini mencerminkan dedikasi organisasi terhadap penyatuan umat Islam sekaligus memperkuat komitmennya pada prinsip Islam berkemajuan.
“Dengan adopsi KHGT, Muhammadiyah juga mengantisipasi tantangan perbedaan pemahaman dan budaya dalam menentukan hari-hari besar Islam serta memperkuat identitas global umat Islam,” tulis PWM Jateng.