Negara-negara Barat Desak Dunia Segera Akui Palestina

Sahrul

Gelombang dukungan terhadap kemerdekaan Palestina semakin menguat di panggung diplomasi internasional. Dua negara besar Eropa, Prancis dan Inggris, mengumumkan kesiapannya untuk secara resmi mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Tidak hanya itu, mereka juga mengajak negara-negara lain di dunia untuk mengambil langkah serupa demi menghidupkan kembali prospek solusi dua negara yang selama ini mandek.

Prancis Mulai Gerakan Pengakuan

Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi salah satu pemimpin pertama yang mengumumkan niatnya. Dalam pernyataan resmi pada Kamis (24/7), Macron menegaskan rencana pengumuman tersebut akan disampaikan pada forum bergengsi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang.

“Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan membuat pengumuman resmi di Majelis Umum PBB pada bulan September,” tulis Macron di media sosial X dan Instagram.

Langkah ini sontak memantik respons beragam, baik dari sekutu tradisional seperti Amerika Serikat maupun negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi.

Inggris Siap Mengikuti Jejak Prancis

Hanya berselang beberapa hari, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan kebijakan serupa. Ia menyatakan Inggris akan memberikan pengakuan resmi terhadap Palestina apabila Israel tidak menunjukkan kemajuan berarti dalam menyetujui gencatan senjata di Gaza.

Keputusan ini lahir dari rapat darurat kabinet Inggris usai reses, menyusul memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza. Dalam pidato yang disiarkan langsung dari Downing Street, Starmer menegaskan pengakuan Palestina akan menjadi bagian dari upaya Inggris mendorong perdamaian jangka panjang di kawasan.

“Saya selalu mengatakan bahwa kami akan mengakui negara Palestina sebagai kontribusi bagi proses perdamaian yang tepat, di saat dampak maksimal bagi solusi dua negara,” kata Starmer.
“Dengan solusi yang kini terancam, inilah saatnya untuk bertindak,” imbuhnya.

Starmer juga mendesak kelompok Hamas untuk mengambil langkah-langkah signifikan, termasuk pembebasan sandera dan pelucutan senjata.

“Mereka harus segera membebaskan semua sandera, menandatangani gencatan senjata, melucuti senjata, dan menerima bahwa mereka tidak akan berperan dalam pemerintahan Gaza,” ujarnya.

Seruan Kolektif 15 Negara Barat

Prancis bersama 14 negara Barat lainnya kemudian menggelar konferensi internasional di New York yang dipimpin bersama oleh Prancis dan Arab Saudi. Dari pertemuan tersebut lahir seruan kolektif untuk mendukung pengakuan Palestina.

“Di New York, bersama 14 negara lainnya, Prancis mengeluarkan seruan kolektif: kami menyatakan keinginan kami untuk mengakui Negara Palestina dan mengundang mereka yang belum melakukannya untuk bergabung dengan kami,” tulis Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot di X.

Dalam pernyataan bersama itu, negara-negara seperti Spanyol, Norwegia, dan Finlandia menegaskan komitmennya terhadap visi solusi dua negara. Sementara sembilan negara lain, termasuk Australia, Kanada, dan Selandia Baru, menyatakan kesediaannya untuk mempertimbangkan pengakuan tersebut di masa mendatang.

Momentum Diplomasi Baru di Timur Tengah

Langkah ini dinilai sebagai tonggak sejarah yang berpotensi mengubah peta diplomasi konflik Israel-Palestina. Dengan semakin banyaknya negara yang mengakui Palestina, tekanan internasional terhadap Israel untuk menghentikan operasi militer di Gaza dan membuka jalur perdamaian semakin besar.

Meskipun masih menimbulkan pro dan kontra, deklarasi pengakuan ini menjadi simbol bahwa isu Palestina kembali menjadi prioritas utama dunia, bukan sekadar konflik regional.

Also Read

Tags