Netanyahu Berselisih dengan Petinggi Militer Israel Soal Rencana Kuasai Gaza

Sahrul

Ketegangan politik dan militer di Israel kembali memanas. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan terlibat perdebatan sengit dengan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Eyal Zamir, terkait ambisi pemerintahan untuk mengambil kendali penuh atas Gaza.

Perbedaan pandangan ini menyeruak dalam sebuah pertemuan kabinet terbatas pada Selasa (5/8/2025), seperti dilaporkan The Times of Israel, Kamis (7/8/2025). Menurut pemberitaan, perselisihan ini dipicu unggahan Zair Netanyahu, putra sang perdana menteri, di media sosial X. Meski tidak memiliki posisi resmi di pemerintahan, Zair melontarkan tuduhan keras terhadap Zamir, menyebutnya melakukan pengkhianatan serta percobaan kudeta militer—perbandingan yang dihubungkannya dengan “Republik Pisang di Amerika Tengah” era 1970-an.

Tuduhan tersebut membuat Zamir geram dan merasa diserang di saat negara berada dalam situasi genting. “Bagaimana itu kelihatannya? Kenapa Anda menyerang saya? Kenapa Anda berbicara melawan saya di tengah perang?” ujarnya.

Netanyahu membalas dengan nada tegas. “Jangan mengancam akan berhenti di media. Saya tak terima setiap kali Anda mengancam akan pergi, jika kami tak menerima rencana Anda. Putra saya berusia 33 tahun, ia pria dewasa,” katanya.

Laporan media publik Kan mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Zamir kerap berselisih pendapat dengan kabinet, khususnya mengenai rencana memperluas operasi militer di Gaza. Bahkan, beberapa pihak menyarankannya untuk mundur jika keberatan dengan strategi pendudukan tersebut.

Dalam forum itu, Zamir memperingatkan bahwa langkah pendudukan penuh akan membahayakan 50 sandera yang masih berada di tangan Hamas—dengan perkiraan setidaknya 20 orang di antaranya masih hidup. Ia juga menilai upaya ini akan semakin menguras sumber daya dan stamina pasukan. “Anda akan menciptakan perangkap di Gaza,” ungkap Zamir kepada Netanyahu seperti dilansir Kan.

Peringatan Zamir bukan tanpa alasan. Menurutnya, menduduki Gaza secara total justru berisiko memperburuk situasi dan melemahkan daya tempur IDF. Sebagai alternatif, ia merekomendasikan strategi pengepungan di Gaza City serta pusat-pusat permukiman penting, yang dapat menjadi basis operasi tanpa harus terjun pada pendudukan penuh.

Namun, Netanyahu tetap bersikukuh melanjutkan rencana yang sudah lama menjadi tuntutan mitra koalisi sayap kanan. Keputusan ini diambil setelah negosiasi dengan Hamas menemui jalan buntu dalam beberapa pekan terakhir. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu menjadi panggung adu argumentasi antara kepala pemerintahan dan komando militer tertinggi, jelang pemungutan suara kabinet yang dijadwalkan pada Kamis untuk meresmikan rencana pendudukan.

Sementara itu, Channel 12 mengutip pernyataan Zamir yang kembali menegaskan bahwa pendudukan akan secara signifikan membahayakan nyawa sandera serta menimbulkan erosi pada kekuatan militer Israel. Meski begitu, Netanyahu dilaporkan tetap memerintahkan Zamir untuk menyiapkan rancangan pendudukan Gaza guna dipresentasikan di hadapan kabinet.

Also Read

Tags