Ormas Diduga Jadi Dalang Pungli di Pasar Kramat Jati, Pedagang Resah

Sahrul

Para pelaku usaha di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, tengah diliputi kecemasan akibat adanya pungutan liar yang menyamar sebagai kegiatan organisasi masyarakat (ormas). Sejumlah pedagang diwajibkan menyerahkan sejumlah uang dengan alasan biaya sewa kios maupun “perlindungan keamanan”.

Kegelisahan ini tidak hanya dirasakan oleh para pedagang yang memiliki tempat resmi di dalam los pasar, tetapi juga oleh pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di area pintu masuk utama pasar tersebut. Mereka dipaksa membayar pungutan harian hingga jutaan rupiah setiap bulan untuk menghindari gangguan saat berjualan.

Beberapa PKL mengungkapkan bahwa nominal yang diminta cukup besar, mencapai jutaan rupiah per bulan. Pembayaran ini dipandang sebagai “asuransi” agar aktivitas berdagang mereka tetap berjalan tanpa hambatan dari oknum yang mengaku dari ormas.

Pedagang Resmi dan PKL Sama-sama Tertekan

Riki (51), seorang pedagang yang sudah lama berjualan di dalam los pasar, mengungkapkan kegelisahannya terhadap tindakan premanisme yang menyamar sebagai ormas tersebut. Menurutnya, pedagang resmi yang menempati los sudah membayar retribusi resmi kepada Perumda Pasar Jaya. Namun, keberadaan PKL yang mendapat perlindungan dari ormas malah menimbulkan ketidakadilan.

“Makanya, kami berharap revitalisasi dan penataan segera dilanjutkan dan ketika sudah rapi pasti akan lebih banyak lagi pembeli yang datang,” ujar Riki kepada Antara, Kamis (14/5).

Di sisi lain, para PKL juga merasa sangat dirugikan dengan keberadaan ormas yang menuntut pungutan tersebut. Mereka harus mengeluarkan biaya hingga jutaan rupiah agar tidak diusir dari lokasi berjualan mereka.

“Setiap bulan itu harus membayar Rp 1 juta, tapi nanti setiap hari harus bayar juga uang harian Rp 20 ribu. Kalau tidak setor, ya nggak bakal boleh jualan di sini,” kata Karsidi, salah satu PKL.

Intimidasi Terhadap Kepala Keamanan Pasar

Bukan hanya pedagang yang menjadi korban. Kepala keamanan Pasar Induk Kramat Jati pun tidak luput dari intimidasi oleh oknum ormas. Insiden ini bahkan terekam dalam sebuah video amatir yang viral di media sosial, memperlihatkan seorang pria yang diduga anggota ormas bersikap arogan di depan umum.

Pria yang menjadi korban intimidasi tersebut diketahui adalah purnawirawan Polri berpangkat iptu yang menjabat sebagai kepala keamanan di pasar tersebut.

“Benar sekali (purnawirawan Polri). Beliau kepala keamanan di Pasar Induk,” ungkap Kapolsek Kramat Jati, Kompol Rusit Malaka.

Pelaku pun telah diamankan oleh pihak kepolisian.

“Sudah ditangkap oleh Ditreskrimum Polda,” tambah Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat dikonfirmasi.

Penangkapan Pelaku

Polisi bertindak cepat menyikapi laporan terkait intimidasi yang dilakukan oleh preman berkedok ormas ini. Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Resa F Marasabessy, menerangkan bahwa pelaku berhasil diidentifikasi dan ditangkap pada Rabu, 14 Mei 2025, sekitar pukul 00.30 WIB, di kontrakannya yang berada di Jalan Kramat Barat, Kampung Tengah, Kramat Jati.

“Selanjutnya tersangka berikut barang bukti dibawa ke Subdit 3 Tahbang/Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya guna proses penyidikan lebih lanjut,” jelas Resa.

Kronologi Intimidasi

Kejadian bermula ketika PP melakukan tindakan intimidasi secara mendadak kepada kepala keamanan pasar yang sedang bertugas di pos pengamatan.

“Bermula dari korban selaku chief security yang sedang duduk di Pos Pantau Pasar Induk Kramat Jati, kemudian tiba-tiba pelaku tanpa sebab langsung mendorong dengan badan lalu mengatakan ‘mau ngajakin ribut lu, kenapa semua pedagang saya nggak boleh dagang, atas perintah siapa itu’,” tutur Resa kepada wartawan, Rabu (14/5).

Saat korban berusaha bangkit, pelaku langsung meninggalkan lokasi menuju area lobi cabai. Korban sempat mencoba mengejar, tetapi situasi tidak memungkinkan.

“Pada saat korban berdiri, pelaku langsung meninggalkan tempat tersebut ke arah Lobi Cabai. Kemudian saat korban berusaha mengejar pelaku, situasi nya tidak memungkinkan,” jelas Resa.

Laporan segera dibuat dan polisi melakukan serangkaian penyelidikan hingga pelaku berhasil ditangkap.

Pembongkaran Posko Ormas

Sebagai langkah tegas, aparat gabungan dari Polri, TNI, dan Satpol PP melakukan razia untuk memberantas premanisme berkedok ormas di Pasar Induk Kramat Jati. Salah satu tindakan konkret adalah pembongkaran posko-posko ormas yang berdiri di sekitar area pasar.

“Mohon maaf ini, saya tidak mau lihat ada posko-posko organisasi yang ada simbol-simbol ormas di jalanan-jalanan itu, nanti saya tertibkan, saya bongkar. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, ini sudah menjadi kewenangan kami untuk menertibkan itu,” tegas Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Kamolres Metro Jakarta Timur, dilansir Antara, Kamis (15/5).

Selain pembongkaran posko, polisi juga melakukan penyisiran untuk menghalau preman-preman yang masih bersembunyi di dalam pasar.

“Kita untuk mencari preman-preman yang ada di Pasar Induk Kramat Jati. Jadi memang malam ini nihil, kita sudah sisir dari blok ke blok,” ujar Kapolsek Kramat Jati, Kompol Rusit Malaka.

Also Read

Tags

Leave a Comment