Kardinal Robert Francis Prevost, yang kini dikenal dengan nama kepausan Paus Leo XIV, menyampaikan pidato perdana yang penuh makna dan kedamaian kepada umat Katolik di seluruh dunia. Dalam pidato yang menggema di Lapangan Basilika Santo Petrus, Paus Leo XIV mengajak umat untuk meresapi damai yang sejati dan universal, yang tidak terbatas oleh ruang atau waktu.
“Salam untuk Roma dan dunia. Semoga damai menyertai anda,” ujar Paus Leo XIV dengan tulus saat pertama kali tampil di balkon Basilika Santo Petrus, seperti dilansir dari Vatikan News pada Jumat, 9 Mei 2025. Pidato ini menjadi momen bersejarah bagi Paus Leo XIV, yang untuk pertama kalinya mengungkapkan visinya kepada umat yang hadir, baik di tempat tersebut maupun di seluruh penjuru dunia.
Mengambil kesempatan ini, Paus Leo XIV mengungkapkan rasa terima kasihnya dan memberikan salam hangat kepada umat yang setia. “Saudara-saudari terkasih, ini adalah salam pertama dari Kristus yang bangkit, sang gembala yang baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kawanan domba Allah,” ujarnya, menggambarkan kedamaian yang datang dari ajaran Kristus yang penuh kasih. Ia berharap agar pesan damai ini dapat menyentuh hati umat dan menyebar luas, mencapai keluarga-keluarga, bangsa-bangsa, dan seluruh umat manusia di bumi. “Semoga damai menyertai Anda,” tambahnya, memberikan harapan yang melintasi batas negara dan budaya.
Paus Leo XIV juga memberi penghormatan kepada pendahulunya, Paus Fransiskus, yang telah menginspirasi dunia dengan kebijaksanaan dan keberaniannya. “Ini adalah damai dari Kristus yang bangkit, damai yang melucuti senjata, merendahkan hati, dan memelihara. Itu datang dari Tuhan. Tuhan, yang mengasihi kita semua, tanpa batasan atau syarat apa pun,” ujar Paus Leo XIV, merujuk pada pengaruh besar yang dimiliki Paus Fransiskus dalam menumbuhkan semangat perdamaian di kalangan umat Katolik dan masyarakat global.
Dalam momen bersejarah ini, Paus Leo XIV mengungkapkan tekadnya untuk melanjutkan warisan Paus Fransiskus dengan membawa berkat yang sama kepada dunia. “Izinkan saya untuk melanjutkan berkat yang sama itu. Tuhan mengasihi kita, kita semua, kejahatan tidak akan menang. Kita semua berada di tangan Tuhan. Tanpa rasa takut, bersatu, bergandengan tangan dengan Tuhan dan di antara kita sendiri, kita akan maju,” ujarnya dengan keyakinan, menegaskan pentingnya persatuan dan keteguhan iman dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.
Tidak hanya itu, Paus Leo XIV juga mengucapkan terima kasih kepada para kardinal yang telah memilihnya sebagai penerus Petrus dan mengundang umat untuk tetap setia kepada Yesus Kristus. “Terima kasih kepada saudara-saudara Kardinal saya yang telah memilih saya untuk menjadi penerus Petrus dan untuk berjalan bersama anda sebagai Gereja yang bersatu,” ujarnya dengan penuh penghormatan, mengajak umat untuk bersatu dalam misi perdamaian dan keadilan.
Sebelum pidato tersebut, dunia telah menyaksikan prosesi konklaf yang menegangkan di Kapel Sistina, Vatikan. Setelah dua kali mengeluarkan asap hitam sebagai tanda belum ada kesepakatan, akhirnya pada hari kedua pemungutan suara, 133 kardinal di dalam konklaf memilih Paus Leo XIV sebagai pemimpin baru Gereja Katolik. Pemilihan tersebut menandai berakhirnya masa kepausan Paus Fransiskus, yang wafat pada usia 88 tahun.
Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus pada momen penting ini dan menyampaikan berkat pertamanya kepada umat yang menantikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Tentu, perjalanan ini merupakan titik awal baru bagi Gereja Katolik, yang kini dihadapkan pada tantangan besar untuk terus memperjuangkan nilai-nilai perdamaian, kasih, dan persatuan di tengah dunia yang penuh gejolak.
Dengan doa dan harapan yang tulus, Paus Leo XIV menutup pidatonya, memohon agar semua umat berjalan bersama menuju tanah air yang telah dipersiapkan Tuhan bagi mereka, dan agar dunia terus diliputi oleh damai sejati.