PBB: Eropa dan Negara Arab Kompak Siapkan Rp1.160 Triliun untuk Bangun Ulang Gaza

Sahrul

Upaya pemulihan Gaza mulai menunjukkan titik terang setelah dua tahun mengalami kehancuran akibat agresi militer Israel. Sejumlah negara besar, termasuk Eropa, negara-negara Arab, Kanada, dan Amerika Serikat, disebut siap mengucurkan dana bantuan mencapai US$70 miliar atau sekitar Rp1.164 triliun untuk membangun kembali wilayah pesisir tersebut.

Dana kolosal ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan Gaza yang kini porak-poranda layaknya kota tanpa bentuk. Rencana itu mencuat di tengah upaya diplomasi dan gencatan senjata yang mulai diterapkan, serta meningkatnya kebutuhan mendesak untuk rekonstruksi infrastruktur vital.

Seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan skala kehancuran di Gaza dengan perumpamaan mencolok: puing-puing akibat serangan Israel setara dengan 13 kali ukuran piramida Giza. Jumlah reruntuhan yang luar biasa besar ini menjadi tantangan monumental bagi upaya pemulihan jangka panjang.

Jaco Cilliers, pejabat dari Program Pembangunan PBB (UNDP), menyampaikan bahwa kehancuran tersebut menghasilkan sekitar 55 juta ton puing. Menurutnya, proses rekonstruksi akan memakan waktu panjang, bahkan bisa berlangsung selama beberapa dekade.

“Kami telah mendengar kabar yang sangat positif dari sejumlah mitra Eropa, Kanada, mengenai kesediaan mereka untuk membantu. Ada juga diskusi dengan Amerika Serikat,” kata Cilliers, dilansir Reuters.

Sejak gencatan senjata yang diusulkan mantan Presiden AS Donald Trump mulai diberlakukan, arus pengungsi Palestina perlahan mengalir kembali ke tanah kelahiran mereka. Namun yang mereka dapati bukan lagi rumah, melainkan reruntuhan dan lahan tandus. Otoritas kesehatan Gaza menggambarkan kondisi wilayah itu seperti “gurun puing” — tempat yang dulunya padat penduduk kini nyaris tak memiliki bentuk kehidupan yang layak.

Data PBB mencatat sekitar 83 persen bangunan di Gaza mengalami kerusakan, dengan Gaza City menjadi episentrum kehancuran paling parah. Wilayah ini sebelumnya menjadi medan pertempuran sengit antara militer Israel dan kelompok Hamas, meninggalkan jejak kehancuran hampir di setiap sudut kota.

Upaya internasional untuk membangun kembali Gaza bukan hanya tentang infrastruktur fisik, tetapi juga pemulihan martabat dan kehidupan jutaan penduduk yang terdampak. Dana yang dikucurkan negara-negara tersebut akan diarahkan untuk rekonstruksi hunian, fasilitas publik, rumah sakit, sekolah, dan jaringan energi yang lumpuh total selama agresi berlangsung.

Langkah patungan dana ini mencerminkan solidaritas global untuk menghidupkan kembali Gaza dari kehancuran yang menyerupai reruntuhan peradaban kuno. Namun, para pengamat menilai, tantangan utama bukan sekadar membangun gedung, melainkan menciptakan stabilitas politik dan keamanan agar pembangunan tidak kembali hancur oleh konflik bersenjata.

Also Read

Tags