Pemerintah Pastikan Ketersediaan 3 Komoditas Pangan Aman hingga Akhir Tahun

Sahrul

Pemerintah menegaskan bahwa persediaan tiga komoditas pangan utama—beras, jagung, serta daging lembu dan sapi—akan tetap dalam kondisi aman sepanjang tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi.

“Ketersediaan pangan nasional dipastikan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun 2025,” ujar Arief dalam keterangannya yang dikutip pada Senin (19/5/2025).

Menurut Arief, stok beras yang diproyeksikan pada akhir 2025 mencapai angka sebesar 10,23 juta ton. Produksi beras nasional pada semester pertama tahun ini mengalami surplus sebesar 3,33 juta ton, melonjak 128 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Saat ini, cadangan beras pemerintah (CBP) telah menumpuk hingga 3,8 juta ton, sehingga kondisi stok beras nasional berada dalam posisi yang cukup stabil dan aman.

Meski demikian, Arief menyoroti beberapa tantangan yang masih harus ditangani, seperti rendahnya rendemen gabah yang hanya mencapai 50,45 persen, serta kadar air yang cukup tinggi di angka 29,40 persen. “Namun, tantangan seperti rendemen gabah rendah (50,45%) dan kadar air tinggi (29,40%) masih perlu diatasi dengan edukasi panen baik dan penambahan fasilitas pascapanen,” tambahnya.

Sementara itu, stok daging lembu, baik dari sapi maupun kerbau, diperkirakan akan mencapai 1,11 juta ton, dengan kebutuhan nasional yang diperkirakan sebesar 766,9 ribu ton. Cadangan akhir tahun untuk daging diproyeksikan sebesar 345 ribu ton.

Untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga, pemerintah telah memutuskan untuk mengurangi impor daging beku sebanyak 100 ribu ton. Sebagai gantinya, disediakan 184 ribu ekor sapi bakalan hidup untuk digemukkan dan diolah menjadi produk daging lokal.

“Dengan penambahan itu jumlah impor daging sapi tahun ini mencapai 534 ribu ekor karena menambah dari penugasan sebelumnya sebanyak 350 ribu ekor sapi. Importasi ini tidak serta merta untuk penjualan, melainkan akan digemukkan sehingga menambah produksi daging sapi dalam negeri,” jelas Arief.

Di sisi lain, pasokan jagung nasional diperkirakan mencapai 20,48 juta ton hingga akhir tahun, dengan kebutuhan sebesar 14,85 juta ton. Cadangan jagung diprediksi masih menyisakan 5,63 juta ton pada penghujung 2025. Meski stok melimpah, pemerintah tetap berupaya keras menjaga harga jagung agar sesuai dengan harga acuan Rp 5.500 per kilogram.

Lebih jauh Arief menuturkan, pemerintah secara konsisten melakukan evaluasi menyeluruh terhadap neraca ketersediaan dan kebutuhan setiap komoditas, sebagai fondasi penyesuaian kebijakan pangan nasional yang tepat sasaran.

Adapun realisasi impor jagung industri yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan, minuman, gluten, dan pemanis telah mencapai 350 ribu ton dari kuota yang disetujui sebesar 900 ribu ton.

“Untuk kebutuhan industri sudah disepakati dalam rapat, importasi hanya bisa dilakukan di luar masa panen raya,” pungkas Arief.

Also Read

Tags

Leave a Comment