Perjalanan Andrew, Alumni ITB yang Sukses Bangun Bisnis Kartu Pokemon Bernilai Triliunan

Sahrul

Dunia kartu Pokémon atau Pokémon Trading Card Game (TCG) kini tak lagi dipandang sekadar permainan anak-anak atau koleksi nostalgia semata. Komunitas ini telah menjelma menjadi sebuah ekosistem ekonomi yang berdenyut cepat, layaknya pasar komoditas yang diisi para pedagang, pemain, hingga investor yang melihat peluang keuntungan besar dari selembar kartu bergambar monster fiksi.

Industri kartu Pokémon tumbuh bak pohon raksasa yang akarnya menjalar ke berbagai penjuru dunia. Nilai perputarannya diperkirakan mencapai triliunan rupiah secara global, mengundang gelombang baru anak muda Indonesia untuk ikut menekuni hobi ini. Bagi sebagian, mengoleksi kartu adalah bentuk pelarian dari kesibukan; bagi yang lain, ini adalah peluang emas yang tak ingin dilewatkan.

Salah satu figur yang melihat peluang tersebut adalah Andrew, sarjana lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia bukan sekadar penggemar lama, tetapi seseorang yang berhasil mengubah hobi masa kecil menjadi ladang bisnis yang menguntungkan.

Menurut Andrew, hobi ini dapat menghasilkan imbal balik finansial yang tidak kalah dari pekerjaan kantoran. Banyak orang, kata dia, bahkan mampu mengantongi pundi-pundi besar hanya dari memperjualbelikan kartu Pokémon.

Ia menjelaskan bahwa ekosistem kartu Pokémon terbagi menjadi tiga dunia. Pertama, kelompok players yang membeli kartu untuk keperluan kompetisi. Kedua, para kolektor murni yang berburu ilustrasi langka atau ingin memuaskan rasa nostalgia. Ketiga, segmen investor atau flipper yang memperlakukan kartu layaknya aset bernilai, mirip emas atau saham.

“Rentang harga kartu pokemon sangat ekstrem, dan dari situlah potensi keuntungannya. Bagi yang paham pasar, hobi ini bisa menjadi investasi yang sangat menarik,” kata Andrew, Minggu (16/11/2025).

Harga Kartu: Dari Seribuan hingga Ratusan Juta Rupiah

Andrew mengungkapkan bahwa harga kartu Pokémon tidak memiliki batas tunggal. Kartu common bisa dihargai kurang dari Rp1.000, sedangkan booster pack resmi biasanya dijual sekitar Rp20.000. Namun ketika sebuah kartu dinilai langka, sudah melalui proses grading, atau memiliki daya tarik kompetitif, nilainya dapat melonjak drastis.

Kartu tertentu bahkan dapat dihargai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Secara global, rekor tertinggi saat ini masih dipegang kartu Pikachu Illustrator PSA 10, yang dilelang sekitar USD 5,275 juta—setara Rp80 miliar pada tahun 2022.

Peluang cuan tidak hanya muncul dari kartu tunggal. Para flipper membeli box seharga Rp600.000 dan berharap mendapatkan chase card yang bisa dijual kembali hingga Rp2 juta. Investor jangka panjang lebih memilih menyimpan sealed booster box selama beberapa tahun, berharap nilainya meningkat 3–5 kali lipat.

Pemasaran Digital Mengubah Pola Bisnis

Seiring perkembangan teknologi, Andrew dan para pelaku bisnis kartu kini memanfaatkan platform digital sebagai toko utama mereka. Marketplace besar seperti Blibli menyediakan ruang bagi penjual resmi, sementara aplikasi khusus seperti Hoopi semakin diminati karena fitur lelang, autentikasi kartu, dan komunitas yang lebih terarah.

Tren paling panas saat ini adalah live streaming. Penjual melakukan lelang langsung, memunculkan suasana kompetitif yang membuat harga kartu melambung, sering kali melebihi nilai pasar normal. Bidding war ini menjadi tontonan sekaligus peluang transaksi yang tak jarang menghasilkan keuntungan instan.

Pameran Kartu Pokémon Makin Ramai Pemain Baru

Dalam beberapa hari terakhir, Mal Taman Anggrek menjadi titik pertemuan terbesar para penggemar kartu Pokémon. Pameran bertajuk Hidden Treasures Society CardShow menarik ribuan pengunjung yang datang untuk berburu kartu, berjualan, atau hanya menikmati atmosfer komunitas.

Salah satu peserta pameran adalah Dern Anthea, pemilik booth FlipPlug, yang turut mengikuti jejak Andrew dalam menekuni bisnis ini.

“Untuk membedakan kartu pokemon asli dan palsu relatif lebih mudah, seperti dari fisiknya akan terlihat, jika palsu maka kualitasnya jelek. Maka dari itu, sejak beberapa bulan lalu, saya menjalankan bisnis ini seperti yang dilakukan Andrew yang telah meraih keuntungan,” tegas dia.

Sejarah Panjang Kartu Pokémon

Kartu Pokémon pertama kali dirilis di Jepang pada tahun 1996. Popularitas globalnya meledak pada 1999 ketika Wizards of the Coast memperkenalkan seri Base Set di Amerika Serikat. Dari sinilah lahir kartu legendaris Charizard hologram yang kini nilainya bisa mencapai miliaran rupiah.

Gelombang minat kedua yang lebih dahsyat muncul pada 2020–2021. Pandemi Covid-19 membuat banyak orang kembali ke hobi lama, bertepatan dengan ulang tahun Pokémon ke-25 serta aksi selebriti besar seperti Logan Paul yang membuka box langka bernilai miliaran di YouTube. Fenomena ini membuat harga kartu melambung seperti roket.

Dari Hobi Menjadi Aset Berharga

Kombinasi nilai historis, tren digital, dan peningkatan jumlah pemain membuat kartu Pokémon berubah menjadi instrumen investasi alternatif yang menarik bagi mahasiswa, pekerja, hingga masyarakat umum. Apa yang dulu hanya dianggap permainan anak-anak kini disandingkan dengan produk investasi lain yang lebih mapan.

Andrew, sebagai lulusan ITB yang kini menekuni dunia ini, menjadi bukti nyata bahwa hobi bisa menjadi peluang bisnis besar—asal memahami pasar dan berani mengambil langkah.

Also Read

Tags