Jembatan Sewo Harjo yang berada di jalur Pantura perbatasan Subang-Indramayu, Jawa Barat, kembali menjadi sorotan.
Setiap musim mudik tiba, jalanan yang ramai oleh kendaraan pemudik seolah berubah menjadi ladang perjuangan bagi para pemungut receh.
Mereka menantang bahaya, menembus hiruk-pikuk lalu lintas demi mendapatkan lembaran kecil keberuntungan yang dilemparkan pengendara.
Tak hanya orang dewasa yang bergelut dengan kerasnya kehidupan, anak-anak pun ikut terjun ke dalam arus persaingan ini, berharap setiap koin yang mereka raih bisa membantu mencukupi kebutuhan harian.
Mereka bergegas berebut setiap keping uang yang jatuh ke aspal, berlomba dengan sesama pemungut lainnya.
Momen arus mudik yang padat justru menjadi berkah tersendiri bagi mereka, karena jumlah uang yang terkumpul meningkat signifikan dibanding hari biasa.
“Takut sih takut tapi ya harus hati-hati aja, hasil dari mungut koin ya untuk kebutuhan sehari-hari, hasilnya bisa mencapai lima puluh ribu hingga seratus ribu,” kata seorang pemungut, Taryono, saat ditemui MediaIndonesia di Jembatan Sewo, Minggu, 23 Maret 2025.
Berbeda dengan Taryono, Eti, seorang wanita yang telah kehilangan suaminya sejak tiga tahun lalu, mengungkapkan bahwa ia terpaksa ikut memungut recehan untuk membeli obat.
Kondisinya yang tengah sakit membuatnya tidak memiliki pilihan lain selain mengais rezeki dari uang yang dilemparkan para pengendara.
“Uangnya untuk membeli obat, saya udah lama sakit perlu untuk membeli obat,” ungkap Eti.
Fenomena ini mencerminkan kondisi sosial yang memprihatinkan.
Di satu sisi, lemparan koin dari pengemudi menjadi bentuk sedekah spontan, namun di sisi lain, aksi ini berisiko besar bagi para pemungut.
Dengan lalu lintas yang padat dan kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi, keselamatan mereka berada dalam ancaman serius.
Para pemerhati sosial dan pihak berwenang diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap fenomena ini.
Solusi jangka panjang yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga sekitar Jembatan Sewo perlu segera dipikirkan, agar mereka tidak lagi bergantung pada uang recehan yang berbahaya untuk didapatkan.
