Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mengerahkan tenaga medis muda, mulai dari dokter internship (magang) hingga dokter koas, guna memperkuat layanan kesehatan bagi korban bencana di sejumlah wilayah Sumatera. Instruksi itu muncul setelah pemerintah menerima laporan bahwa Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menghadapi lonjakan kebutuhan tenaga medis akibat bencana alam yang melanda sejak beberapa hari terakhir.
Permintaan tersebut disampaikan Prabowo dalam rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan pimpinan lembaga di posko terpadu penanganan bencana Aceh, yang berlokasi di Pangkalan Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, pada Minggu (7/12/2025) malam. Dalam pertemuan itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin memaparkan bahwa Aceh mengalami kekurangan tenaga dokter dalam jumlah signifikan. Banyak tenaga kesehatan setempat ikut terdampak bencana sehingga tidak dapat bertugas. “Kita kekurangan dokter karena dokter di sana jadi korban juga,” kata Budi.
Untuk menutup kekosongan tersebut, Budi mengusulkan adanya tambahan tenaga medis dari institusi pertahanan dan kepolisian. Ia meminta bantuan langsung kepada Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin untuk menerjunkan tenaga medis dari tubuh TNI dan Polri. “Jadi saya minta tolong juga Pak Menhan kalau boleh saya butuh sekitar 300 dokter tiga bulan ke depan untuk ngisi sampai mereka jadi, saya atasi sebagian tapi kalau boleh TNI Polri kan lebih gampang mobilisasinya,” ujarnya.
Mendengar paparan itu, Prabowo kemudian menanyakan kemungkinan untuk melibatkan dokter koas dalam penanganan darurat. “Sekarang saya tanya kalau koas boleh nggak diterjunkan? Sudah boleh?” tanya Prabowo. Pertanyaan tersebut menggambarkan keinginannya agar seluruh sumber daya kesehatan, termasuk yang masih berada dalam tahap pendidikan klinis, bisa berperan dalam situasi darurat.
Budi menjelaskan bahwa saat ini tenaga yang sudah diizinkan untuk diperbantukan adalah dokter internship atau dokter yang sedang menjalani masa adaptasi profesi. Namun, ia menegaskan bahwa tenaga dokter magang tetap harus bekerja di bawah supervisi dokter pendamping. “(Dokter) yang internship Pak, tapi emang harus ada dokter pendamping. Saya sebenarnya kalau diizinkan saya pinjem 300 dokter kita deploy tiga bulan ke puskesmas-puskesmas,” ujar Budi.
Prabowo kembali menindaklanjuti penjelasan tersebut dengan menanyakan kesiapan dokter magang yang sudah dapat diterjunkan dalam jumlah besar. Ia juga meminta agar data jumlah dokter internship di seluruh perguruan tinggi segera diperbarui. “(Dokter internship) Bisa ya? Dia kan practice udah bisa. Sekarang dicek ya Pak, internship kita sudah berapa yang bisa. 74? Bisa juga kan? Ya kalau koasnya, saya kira bisa itu perguruan tinggi dikerahkan juga intern-nya, internship,” ujar Prabowo.
Instruksi Prabowo menandai upaya pemerintah pusat mempercepat pemulihan di daerah terdampak bencana, terutama dari sisi layanan kesehatan. Dengan situasi yang digambarkan seperti medan perang melawan waktu, penguatan tenaga medis menjadi faktor krusial untuk menyelamatkan korban yang membutuhkan perawatan segera. Pemerintah berharap keterlibatan dokter magang dan tenaga kesehatan muda lainnya dapat membantu meringankan beban fasilitas kesehatan yang sedang berjuang menghadapi tingginya jumlah pasien.






